BTN Syariah Siap Menjadi Pesaing Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:22:15 WIB
BTN Syariah Siap Menjadi Pesaing Utama di Industri Perbankan Syariah Nasional

Jakarta - BTN Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank Tabungan Negara (BBTN), sedang mempersiapkan langkah strategis untuk menjadi salah satu bank umum syariah (BUS) terkemuka di Indonesia. Rencana ini diharapkan terwujud sebelum akhir 2025, menghadirkan prospek cerah bagi persaingan di industri perbankan syariah nasional. BTN Syariah telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam kinerjanya, dengan aset mencapai Rp58 triliun per kuartal III-2024, mengalami kenaikan 19,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada akhir 2024, Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, menyatakan bahwa aset BTN Syariah sekarang telah mencapai Rp60 triliun. "Kalau hitungan saya, dengan kecepatan yang sama, seharusnya dalam waktu tiga tahun, aset BTN Syariah sudah mencapai Rp100 triliun," ungkap Nixon dalam sebuah konferensi di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2025.

Untuk memastikan langkah transformasi ini berjalan dengan baik, BTN telah mengumumkan akuisisi terhadap Bank Victoria Syariah (BVIS). Langkah ini bertujuan untuk mengintegrasikan BVIS dengan BTN Syariah, sebagai bagian dari rencana spin-off BTN Syariah menjadi BUS. Proses ini diharapkan akan selesai pada semester II-2025, menandai langkah maju bagi BTN Syariah dalam memperkokoh posisinya di industri.

Menurut Nixon, BTN Syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di industri perbankan syariah Indonesia. Hal ini didukung oleh kapabilitas dan keunikan BTN Syariah sebagai UUS yang memimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis syariah di Indonesia. Data menunjukkan bahwa pangsa pasar KPR syariah yang dikuasai BTN Syariah telah mencapai lebih dari 90 persen.

“Dengan bertransformasi dari UUS menjadi BUS, kepercayaan masyarakat segmen syariah akan jauh lebih tinggi, karena menurut mereka, UUS itu masih setengah-setengah atau abu-abu. Kalau sudah clear, black or white, kepercayaan atau trust level-nya naik. Sehingga, biasanya yang pertama naik itu DPK (dana pihak ketiga). Hitungan kami seperti itu,” jelas Nixon.

Pertumbuhan BTN Syariah juga dipersupport oleh partisipasinya dalam Program Tiga Juta Rumah yang mengedepankan pembiayaan rumah subsidi dengan akad syariah. Nixon menambahkan, sekitar 20-25 persen masyarakat berpenghasilan rendah lebih memilih akad KPR dengan skema syariah.

“Setidaknya ada dua BUMN yang bergerak di bidang perbankan syariah, karena pasar yang ingin dilayani ini sangat besar. Market BTN Syariah tidak akan terlalu bersaing dengan bank-bank syariah lainnya," tukas Nixon.

Optimisme terhadap kehadiran bank syariah berskala besar seperti BTN Syariah juga ditegaskan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pada awal Januari 2025, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebutkan bahwa industri perbankan syariah di Indonesia saat ini masih didominasi oleh satu entitas. “Sehingga ini tentu tidak kondusif untuk persaingan antar bank syariah sendiri maupun persaingan antara bank syariah dengan bank konvensional,” ujar Dian dalam konferensi pers Dewan Komisioner OJK.

OJK mendukung upaya konsolidasi perbankan syariah melalui tindakan korporasi seperti spin-off, merger, atau akuisisi untuk menciptakan persaingan yang sehat dalam industri ini.

Senada dengan pandangan dari BTN dan OJK, pengamat perbankan menekankan pentingnya keberadaan pemain-pemain spesifik dan berpengalaman di sektor perbankan syariah nasional. Piter Abdullah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, mengatakan, "BTN Syariah menjadi satu-satunya pemain syariah yang fokus di sektor perumahan karena tumbuh berbarengan dengan induknya. Itu menjadi bekal kuat bagi BTN Syariah untuk melayani lebih banyak segmen masyarakat syariah ketika sudah spin-off menjadi BUS."

Dengan langkah-langkah strategis dan dukungan dari berbagai pihak, BTN Syariah memasuki era baru dalam industri perbankan syariah Indonesia, siap menjadi pesaing utama dengan basis bisnis yang kuat dan inovatif. Keberhasilan transformasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan industri syariah dan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Terkini