Harga Minyak Berusaha Rebound di Tengah Ketidakpastian Pasar

Kamis, 06 Februari 2025 | 08:11:42 WIB
Harga Minyak Berusaha Rebound di Tengah Ketidakpastian Pasar

JAKARTA - Harga minyak dunia menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada perdagangan Kamis pagi, 6 Februari 2025. Pada pukul 06.15 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mengalami sedikit kenaikan, berada di level US$ 71,08 per barel, dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat pada US$ 71,03 per barel. Meskipun kenaikan ini terbilang tipis, pergerakan tersebut menandai upaya rebound setelah harga minyak turun ke level terendah tahun ini.

Penurunan harga minyak sebelumnya dipengaruhi oleh serangkaian sentimen negatif, termasuk dampak dari konflik di Timur Tengah dan kebijakan energi yang direncanakan untuk diberlakukan. Sejak pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, para pedagang minyak telah menunjukkan kepanikan dengan keluar dari pasar, menyebabkan volatilitas yang lebih besar dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut Bloomberg, berbagai faktor eksternal berkontribusi terhadap penurunan harga minyak. Meskipun ada harapan untuk kestabilan pasokan dan permintaan yang seimbang, situasi geopolitik terus mendominasi diskusi di pasar minyak global. Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah ketidakpastian terkait kebijakan tarif energi yang dapat mempengaruhi biaya produksi dan distribusi minyak di seluruh dunia.

Joe DeLaura, mantan pedagang dan ahli strategi energi global dari Rabobank, menyatakan bahwa pelaku pasar saat ini menghadapi tantangan besar dalam memprediksi arah harga minyak mentah. "Para pedagang saat ini sedang bertaruh pada arah harga minyak mentah," kata DeLaura dalam wawancara dengan Bloomberg.

DeLaura menambahkan bahwa harga minyak dapat terus mengalami penurunan hingga terjadi kejadian geopolitik besar berikutnya yang dapat mengguncang pasar. "Kami melihat harga minyak mentah terus turun hingga ledakan geopolitik berikutnya kembali menekan harga," ujarnya.

Tren penurunan harga ini tidak hanya terlihat pada WTI; harga Brent juga mengalami penurunan signifikan. Harga Brent turun 1% ke level US$ 75,22. Analis menunjukkan bahwa kombinasi dari ketidakpastian kebijakan dan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global terus menekan harga minyak.

Banyak pelaku pasar berharap adanya stabilisasi dalam waktu dekat, terutama dengan potensi perubahan kebijakan di Amerika Serikat dan perkembangan terbaru dari OPEC terkait pengaturan produksi. Namun, ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian politik lainnya dapat dengan cepat membalikkan tren saat ini.

Di sisi lain, beberapa analis optimis bahwa pasar mungkin segera mengalami koreksi. Jika ketegangan geopolitik dapat diredakan dan kebijakan energi menjadi lebih jelas, investor mungkin melihat peluang untuk masuk kembali ke pasar minyak. Langkah-langkah ini bisa menjadi katalis yang diperlukan untuk mendorong harga minyak naik lebih tinggi.

Namun, sementara itu, para pedagang harus tetap berhati-hati dan memantau perkembangan global dengan cermat untuk menghindari risiko yang tidak perlu. Pasar minyak, seperti biasa, tetap dipengaruhi oleh faktor sejumlah besar variabel yang dapat berubah sewaktu-waktu, dari kebijakan pemerintah hingga bencana alam.

Meskipun ada indikasi harga minyak mulai mencoba rebound, pasar minyak global masih berada dalam posisi yang sangat rentan. Dengan banyak hal yang masih dipertaruhkan, pelaku pasar harus bersiap untuk menghadapi ketidakpastian yang mungkin berkepanjangan. Tetap waspada dan adaptif akan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada di pasar energi saat ini.

Terkini