JAKARTA - Situasi Arsenal kini berubah drastis di bawah asuhan Mikel Arteta, sang manajer asal Spanyol yang diangkat pada Desember 2019. Kala itu, Arsenal terjebak di papan tengah klasemen Liga Inggris. Namun, perlahan tetapi pasti, Arteta berhasil mengangkat performa tim hingga menjadi pesaing kuat di kompetisi domestik dan Eropa.
Keberhasilan ini tentu tak lepas dari kepemimpinan dan taktik jitu yang diterapkan Arteta. Namun, satu aspek yang tak kalah penting adalah kebijakan perekrutan pemain yang dilakukan selama masa kepemimpinannya. Kehadiran pemain-pemain baru berkaliber tinggi menjadi salah satu faktor kunci dalam transformasi Arsenal.
Perekrutan Pemain yang Menguntungkan
Salah satu bintang tertinggi yang pernah direkrut Arteta adalah Martin Odegaard. Pemain asal Norwegia ini awalnya didatangkan dengan status pinjaman dari Real Madrid sebelum akhirnya dibeli permanen pada Agustus 2021 dengan biaya transfer sekitar £34 juta. Valuasi Odegaard kini melonjak drastis mencapai €140 juta, atau sekitar £117 juta, seperti dilaporkan oleh Football Transfers.
Aaron Catterson-Reid dari The Athletic menyebut Odegaard sebagai seorang pemain "sensasional" yang telah jadi pilar penting dalam skuad Arsenal. Tak heran, Arteta mempercayainya sebagai kapten tim di usianya yang baru 23 tahun. Kenaikan valuasi Odegaard mencapai 244% dari harga yang dibayarkan Arsenal menjadikannya salah satu rekrutan terbesar bagi klub.
Kesuksesan Rekrutan Lain
Selain Odegaard, Arteta juga berhasil merekrut pemain yang memberikan kontribusi signifikan. Di antaranya adalah Jurrien Timber, pemain serbabisa asal Belanda yang didatangkan dari Ajax dengan harga sekitar £38 juta. Meskipun musim lalu absen panjang karena cedera ACL, Timber kini menjadi salah satu pilar penting di lini pertahanan Arsenal.
Pemain lainnya adalah David Raya, yang awalnya datang dengan status pinjaman dari Brentford sebelum Arsenal mempermanenkan kontraknya seharga £27 juta. Raya membuktikan dirinya sebagai penjaga gawang andal dengan memenangkan penghargaan Sarung Tangan Emas Liga Primer musim lalu dan tampil tenang dalam menguasai bola.
Arteta juga menghadapi kritik atas keputusannya merekrut penjaga gawang baru meski sudah memiliki Aaron Ramsdale. Namun, penampilan Raya sejak bergabung membungkam semua keraguan yang ada.
Pengembangan Pemain Muda Arsenal
Di sisi lain, Arsenal juga terus mengembangkan pemain dari akademinya yang dikenal dengan nama Akademi Hale End. Dua di antaranya adalah Myles Lewis-Skelly dan Ethan Nwaneri yang tampil menjanjikan di tim utama. Perubahan ini juga mengarahkan Arsenal untuk mempertimbangkan kembali pendekatan transfer mereka.
Menurut beberapa pengamat, munculnya pemain muda berbakat dari akademi dapat menghemat anggaran transfer Arsenal di masa mendatang. "Pengembangan pemain dari dalam tim memberikan keuntungan finansial dalam jangka panjang," ungkap salah satu pakar sepak bola. Penghematan dalam transfer berarti mengurangi ketergantungan pada pembelian pemain mahal di pasar yang semakin inflasi.
Namun, Arteta dan manajemen harus berhati-hati. Terlalu mengandalkan pemain muda sejak dini bisa berisiko mengingat pengalaman dan stabilitas yang dibawa oleh pemain berpengalaman sangat berharga. Oleh karena itu, ada nilai tersendiri jika masih merekrut pemain matang yang bisa memberi contoh dan membimbing para youngster.
Mengingat Arsenal kini bersaing di level tertinggi, keseimbangan antara memanfaatkan lulusan akademi dan mendatangkan pemain berpengalaman menjadi kunci. Arsenal tetap harus berhati-hati agar tidak terlalu tergantung pada pemain muda, namun sebaliknya juga tidak mengabaikan potensi besar yang bisa dihasilkan dari akademinya.
Kebijakan rekrutmen yang sukses, seperti yang telah dieksekusi oleh Arteta, menjadi contoh nyata bagaimana pandangan jangka panjang dan visi yang jelas dapat membawa dinamika positif di sebuah klub sepak bola. Ke depan, manajemen Arsenal perlu memikirkan strategi yang tepat untuk memadukan bibit muda dengan darah baru yang berpengalaman, mengikuti jejak sukses dari rekrutan sensasional mereka.