JAKARTA - Saat berbuka puasa, banyak orang memilih mengonsumsi makanan atau minuman manis karena diyakini dapat segera mengembalikan energi yang hilang setelah seharian menahan lapar dan haus. Tradisi ini telah berlangsung lama di berbagai budaya, termasuk di Indonesia. Namun, apakah berbuka dengan yang manis benar-benar baik untuk tubuh dari sudut pandang medis?
Menurut Dr. Kaseem Halmar dari University of Warwick, Inggris, selama lebih dari 12 jam berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang cukup. Akibatnya, kadar gula darah mengalami penurunan yang bisa menyebabkan seseorang merasa lemas, pusing, hingga sulit berkonsentrasi menjelang waktu berbuka. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula dapat membantu mengembalikan kadar gula darah ke level normal dengan lebih cepat.
Ahli gizi Ika Setyani juga menegaskan bahwa makanan atau minuman manis memang dianjurkan saat berbuka karena gula merupakan sumber energi yang dapat dengan cepat diserap oleh tubuh.
"Setelah puasa panjang, makanan atau minuman manis memang direkomendasikan karena gula dapat dengan cepat mengembalikan energi yang hilang," ujarnya.
Gula sendiri merupakan bentuk karbohidrat sederhana yang dapat langsung diubah menjadi energi. Meski demikian, para ahli menekankan bahwa pemilihan jenis makanan dan minuman manis harus diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Berbuka dengan yang Manis, Tapi Tetap Sehat
Meskipun mengonsumsi makanan atau minuman manis dapat membantu mengembalikan energi dengan cepat, bukan berarti semua jenis gula baik untuk tubuh. Gula tambahan dalam jumlah berlebihan justru bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang berisiko bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes atau orang yang memiliki gangguan metabolisme.
Sebagai alternatif yang lebih sehat, para ahli merekomendasikan untuk memilih sumber gula alami, seperti kurma, buah-buahan, atau minuman tanpa pemanis buatan.
Kurma, misalnya, telah dikenal sebagai sumber energi alami yang kaya akan gula sederhana, yang dapat dengan mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, kurma juga mengandung serat tinggi yang membantu mengontrol lonjakan gula darah, sehingga lebih aman dibandingkan dengan makanan atau minuman tinggi gula tambahan.
Tidak hanya kurma, teh juga bisa menjadi pilihan minuman berbuka puasa yang sehat. Teh yang berasal dari pucuk daun teh berkualitas memiliki rasa manis alami yang seimbang dan bisa menjadi alternatif lebih baik dibandingkan dengan minuman kemasan yang mengandung gula tambahan berlebihan.
Selain memberikan rasa segar setelah seharian berpuasa, teh juga kaya akan antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Namun, saat memilih teh, ada baiknya memperhatikan komposisinya. Teh yang mengandung pemanis buatan atau pengawet sebaiknya dihindari agar manfaatnya tetap optimal. Salah satu pilihan teh alami yang bisa dikonsumsi adalah Teh Pucuk Harum, yang dibuat dari pucuk daun teh pilihan tanpa tambahan pemanis buatan maupun bahan pengawet.
Efek Negatif Konsumsi Gula Berlebihan Saat Berbuka
Meski berbuka dengan yang manis bisa memberikan energi instan, konsumsi gula berlebihan juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Lonjakan gula darah yang terlalu cepat bisa menyebabkan hiperglikemia, yang kemudian diikuti oleh penurunan gula darah yang drastis dalam waktu singkat. Akibatnya, seseorang bisa mengalami rasa lapar yang lebih besar, cepat lelah, dan mengantuk setelah berbuka.
Menurut penelitian, konsumsi gula dalam jumlah tinggi juga bisa meningkatkan risiko kegemukan, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2 jika dilakukan secara terus-menerus. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan gula harian dan memilih makanan manis yang berasal dari sumber alami.
Tips Berbuka dengan yang Manis Secara Sehat
Agar tetap sehat selama bulan Ramadan, berikut beberapa tips berbuka puasa dengan yang manis tanpa merugikan kesehatan:
Pilih gula alami
Hindari makanan dan minuman dengan gula tambahan, dan pilih yang mengandung gula alami seperti kurma, madu, atau buah-buahan segar.
Kombinasikan dengan protein dan serat
Konsumsi makanan manis bersamaan dengan makanan yang mengandung protein dan serat, seperti kacang-kacangan atau yogurt, untuk membantu mengontrol lonjakan gula darah.
Hindari minuman bersoda dan kemasan tinggi gula
Minuman bersoda dan kemasan sering kali mengandung fruktosa tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di hati dan mempercepat lonjakan gula darah.
Minum teh tanpa pemanis buatan
Teh alami yang tidak mengandung pemanis buatan bisa menjadi alternatif sehat. Teh mengandung antioksidan tinggi yang baik untuk kesehatan tubuh selama berpuasa.
Jangan makan berlebihan saat berbuka
Meskipun makanan manis bisa membantu mengembalikan energi, tetap kontrol porsi makan agar tidak berlebihan. Makan berlebihan justru bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan lonjakan insulin yang cepat.
Kesimpulan: Berbuka dengan yang Manis Itu Baik, Asalkan Bijak
Secara medis, berbuka dengan yang manis memang dapat membantu mengembalikan energi yang hilang setelah seharian berpuasa. Namun, tidak semua makanan dan minuman manis baik untuk kesehatan. Ahli gizi menyarankan untuk memilih sumber gula alami seperti kurma, buah-buahan, atau teh tanpa pemanis buatan agar manfaatnya tetap optimal tanpa meningkatkan risiko kesehatan.
Seperti yang dikatakan Ika Setyani, "Berbuka puasa dengan yang manis memang baik, tetapi tetap harus memperhatikan jenis makanan dan porsinya agar tubuh tetap sehat selama Ramadan."
Dengan mengontrol asupan gula dan memilih makanan yang lebih sehat, kita bisa menikmati berbuka puasa dengan nikmat sekaligus menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.