Waspada Daya Hantu, Perangkat Elektronik Mati Diam-Diam Bikin Tagihan Listrik Bengkak

Senin, 03 November 2025 | 10:03:43 WIB
Waspada Daya Hantu, Perangkat Elektronik Mati Diam-Diam Bikin Tagihan Listrik Bengkak

JAKARTA - Di era serba digital seperti sekarang, hampir setiap rumah dipenuhi perangkat elektronik yang bekerja tanpa henti. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa beberapa di antaranya tetap mengonsumsi listrik meskipun sudah dimatikan.

Fenomena ini disebut “phantom load” atau daya hantu, di mana alat elektronik masih menarik energi dalam mode siaga. Kebiasaan membiarkan kabel tetap tercolok tanpa digunakan diam-diam bisa membuat tagihan listrik melonjak setiap bulan.

Unggahan di media sosial baru-baru ini juga menyoroti hal tersebut dan menjadi viral di kalangan pengguna internet. Akun Instagram @pal*********, pada Senin, 3 Oktober 2025, menulis bahwa tombol “off” tidak selalu berarti alat berhenti menyedot listrik.

“Banyak orang mengira menekan tombol off sudah cukup untuk menghentikan konsumsi listrik. Faktanya, beberapa perangkat rumah tangga masih menarik daya meski dalam kondisi mati,” tulis unggahan itu.

Kebiasaan ini tampak sepele tetapi memiliki dampak besar jika dibiarkan terus-menerus. Penghematan sederhana seperti mencabut colokan bisa membantu menekan konsumsi energi rumah tangga.

Perangkat Elektronik yang Tetap Menyedot Listrik Saat Dimatikan

Banyak orang mengira tagihan listrik membengkak karena pemakaian alat berdaya besar seperti kulkas atau AC. Padahal, beberapa perangkat lain juga turut menyumbang konsumsi listrik dalam mode standby tanpa disadari.

Salah satu contoh adalah televisi dan konsol game. Ketika dimatikan menggunakan remote, perangkat ini sebenarnya masih aktif agar siap menerima perintah dari Wi-Fi atau Bluetooth.

Meski daya yang diserap tampak kecil, jumlahnya bisa signifikan bila dibiarkan setiap hari. Solusi paling mudah adalah mencabut kabel dari stopkontak atau menggunakan power strip dengan tombol pemutus arus.

Peralatan dapur juga sering menjadi sumber pemborosan energi tersembunyi. Microwave, mesin kopi, pemanggang roti, dan teko listrik dengan layar digital kecil tetap menyala untuk menampilkan jam atau indikator daya.

Lampu indikator itu memang tampak remeh, tetapi tetap menggunakan listrik selama 24 jam. Untuk menghemat energi, pilih alat dapur tanpa layar digital atau biasakan mencabut colokan setelah selesai digunakan.

Sistem pendingin dan pemanas ruangan (HVAC) juga termasuk perangkat dengan konsumsi listrik tersembunyi. Meskipun tidak sedang beroperasi penuh, sistem pengatur suhu tetap menarik daya agar siap digunakan kapan saja.

Untuk menekan penggunaan energi, pemilik rumah disarankan mengatur suhu dengan bijak dan melakukan perawatan rutin. Hal ini akan membantu menjaga efisiensi kinerja perangkat sekaligus memperpanjang masa pakainya.

Komputer dan laptop juga sering dibiarkan dalam mode tidur, atau charger tetap terpasang meski baterai sudah penuh. Padahal, adaptor charger masih menarik listrik dari stopkontak meskipun tidak digunakan.

Kebiasaan ini bisa dihindari dengan mematikan perangkat sepenuhnya dan mencabut charger setelah pengisian selesai. Pengguna juga bisa mengaktifkan fitur “power saver” untuk mengurangi konsumsi daya.

Berbeda dari alat elektronik lainnya, kulkas dan freezer memang wajib menyala terus-menerus. Namun, karena bekerja tanpa henti, perangkat ini menjadi penyumbang konsumsi listrik terbesar di rumah.

Untuk menghemat energi, atur suhu kulkas sesuai kebutuhan dan bersihkan kondensor secara berkala. Jika akan bepergian dalam waktu lama, sebaiknya kosongkan isi kulkas dan cabut colokannya.

Oven listrik juga patut diperhatikan karena biasanya memiliki panel kontrol digital yang tetap menyala. Untuk efisiensi, masaklah dalam jumlah banyak sekaligus dan cabut colokan setelah selesai digunakan.

Kebiasaan paling umum yang sering disepelekan adalah meninggalkan ponsel terpasang di charger semalaman. Begitu baterai penuh, arus listrik tetap mengalir, bahkan charger yang tidak terhubung ke perangkat pun masih menarik daya.

Untuk menghindari pemborosan, sebaiknya isi daya ponsel hanya saat dibutuhkan dan cabut charger setelah digunakan. Langkah kecil ini dapat menghemat energi dan mencegah panas berlebih pada perangkat.

Penggunaan Listrik Dipengaruhi Cara dan Durasi Pemakaian

Tidak ada satu alat elektronik yang bisa disebut paling boros secara mutlak. Konsumsi listrik sangat bergantung pada durasi pemakaian dan cara penggunaan masing-masing perangkat.

Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Timur, Dana Puspita Sari, menegaskan bahwa pemakaian energi sangat bervariasi di setiap rumah tangga. “Kami tidak bisa menentukan alat elektronik mana yang paling banyak menghabiskan daya karena sedikit atau banyaknya penggunaan dipengaruhi beberapa hal, antara lain lama pemakaian alatnya,” ujarnya pada Selasa (28 Oktober 2025).

Selain itu, setiap perangkat memiliki spesifikasi dan efisiensi energi yang berbeda-beda. “Cara penggunaannya apakah sudah benar atau belum, dan spesifikasi alat listrik pun tidak sama,” jelas Dana.

Artinya, perilaku pengguna berperan penting dalam menentukan besar kecilnya konsumsi listrik di rumah. Semakin disiplin seseorang menggunakan perangkat sesuai kebutuhan, semakin kecil pula potensi pemborosan energi.

Durasi pemakaian alat, suhu ruangan, dan kondisi instalasi listrik juga memengaruhi efisiensi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan peralatan dalam kondisi baik dan tidak mengalami kebocoran daya.

Langkah Praktis Menghemat Energi di Rumah Tangga

Untuk mendorong penggunaan listrik yang efisien, PLN memberikan beberapa tips hemat energi yang mudah diterapkan. Dana Puspita Sari menyarankan agar masyarakat menggunakan alat elektronik seperlunya dan memutus arus saat tidak dipakai.

“Gunakan alat listrik sesuai kebutuhan. Jika tidak digunakan, jangan hanya mematikan tombol power, tapi juga cabut kabelnya,” ujarnya.

Langkah sederhana ini bisa mengurangi konsumsi listrik rumah tangga hingga puluhan kilowatt per bulan. Selain menghemat biaya, cara ini juga memperpanjang usia alat elektronik.

“Kalau alat digunakan dengan benar, listrik lebih hemat dan alat pun lebih awet,” tambah Dana. Pesan ini menjadi pengingat bahwa penghematan energi tidak selalu membutuhkan investasi besar, cukup dimulai dari kebiasaan kecil di rumah.

Selain mencabut colokan, penggunaan power strip berkualitas juga disarankan agar arus listrik bisa diputus secara bersamaan. Hindari pula menumpuk stopkontak atau menggunakan kabel yang sudah aus karena bisa menyebabkan kebocoran daya dan bahaya kebakaran.

Mematikan alat yang tidak digunakan bukan hanya langkah efisien, tetapi juga wujud kepedulian terhadap lingkungan. Setiap watt yang dihemat berarti mengurangi beban produksi energi nasional dan emisi karbon dari sektor pembangkit listrik.

Kebiasaan baru seperti mencabut colokan, mengatur suhu ruangan, dan memilih alat berlabel hemat energi dapat membawa perubahan besar. Dengan kesadaran kolektif, penghematan listrik bukan hanya mengurangi tagihan, tetapi juga mendukung keberlanjutan energi di masa depan.

Kenaikan biaya listrik sering kali tidak disadari bersumber dari kebiasaan kecil yang diabaikan sehari-hari. Perangkat elektronik yang tetap terhubung meski tidak digunakan ternyata mampu menyedot energi dalam jumlah signifikan.

Melalui langkah-langkah sederhana dan perubahan perilaku, masyarakat dapat mengurangi pengeluaran serta membantu menjaga kestabilan pasokan energi nasional. Ingatlah, tombol “off” bukan berarti arus listrik berhenti yang benar-benar memutus daya hanyalah mencabut colokan dari sumbernya.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:52 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:14 WIB