JAKARTA - Bangun tidur dengan tangan kesemutan atau bahu kaku sering dianggap biasa. Padahal, kebiasaan ini bisa menandakan posisi tidur yang salah, yaitu posisi “T-Rex”.
Posisi ini terjadi saat lengan ditekuk dan ditarik dekat ke dada, biasanya tanpa disadari. Menjelang dini hari, tubuh cenderung mengerut dan menarik tangan ke dalam seolah memeluk diri sendiri.
Para ahli tidur memperingatkan, posisi ini memberi tekanan berulang pada saraf. Saraf di siku dan pergelangan tangan bisa terganggu akibat posisi lengan yang menekuk sepanjang malam.
Dampak Tekanan Saraf Saat Tidur
Aliran darah yang terganggu dapat menimbulkan kesemutan atau mati rasa. Jika terus berlangsung, bahu juga bisa terasa kaku dan nyeri saat bangun tidur.
Tekanan semalaman pada saraf menyerupai kondisi carpal tunnel. Semakin sering dilakukan, risiko gangguan saraf jangka panjang semakin besar.
Fisioterapis menjelaskan, pasien kerap mengeluh sulit menggenggam atau perlu mengibaskan tangan agar sensasi kesemutan hilang. Itu merupakan sinyal tubuh bahwa saraf sedang mengalami tekanan berlebih.
Gejala kesemutan, mati rasa yang bertahan, hingga kelemahan di siang hari sebaiknya menjadi tanda untuk konsultasi dokter. Jika diabaikan, kondisi ini bisa berkembang menjadi nyeri menembus lengan atau sering menjatuhkan benda karena hilangnya kekuatan genggam.
Alasan Tubuh Menguncup Saat Tidur
Banyak orang merasa posisi mengerut menenangkan. Tubuh secara naluriah mencari perlindungan, seolah sedang membungkus diri sendiri.
Psikolog klinis menyebut, posisi ini juga menandakan sistem saraf yang sedang siaga. Pada orang dengan stres atau kurang tidur, tubuh secara otomatis mengadopsi posisi aman untuk mengurangi ketegangan.
Kasus pasien insomnia menunjukkan, perubahan pola tidur yang lebih tenang membuat tubuh tidak lagi mengunci diri sepanjang malam. Perubahan posisi tidur ini menandakan tubuh mulai merasa aman dan nyaman saat beristirahat.
Tidak semua orang dengan posisi T-Rex mengalami kecemasan, tetapi tubuh cenderung mencari keamanan saat menghadapi stres harian. Oleh karena itu, posisi tidur ini sering muncul sebagai respon alami tubuh terhadap ketegangan.
Cara Mencegah Risiko Posisi T-Rex
Para ahli menyarankan penggunaan alat bantu sederhana untuk mencegah posisi ekstrem. Membungkus handuk kecil di sekitar siku dan mengikatnya longgar dapat membuat siku sulit menekuk tajam saat tidur.
Bagi yang mengalami nyeri pergelangan tangan, penggunaan wrist brace juga dianjurkan. Selain itu, menyesuaikan posisi tidur tergantung gaya tidur masing-masing membantu mencegah tekanan saraf.
Jika tidur miring, letakkan bantal kecil atau handuk terlipat di antara lengan dan dada. Menyandarkan tubuh pada bantal peluk (body pillow) juga efektif agar tangan tidak tertarik ke dalam.
Untuk tidur telentang, posisi terbaik adalah lengan berada di samping tubuh atau di atas bantal kecil dekat pinggul. Hindari menempatkan lengan di bawah kepala atau bantal, karena dapat menghambat sirkulasi dan memberi tekanan pada saraf.
Menjaga lengan tetap terbuka membantu memperlancar aliran darah, mengurangi tekanan saraf, dan mendukung pemulihan otot. Kebiasaan kecil ini bisa mencegah kesemutan, mati rasa, dan nyeri bahu saat bangun tidur.
Pentingnya Perubahan Pola Tidur
Mengubah kebiasaan tidur secara sadar adalah langkah pertama untuk mencegah kerusakan saraf permanen. Jika tekanan terus berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, saraf bisa mengalami gangguan jangka panjang.
Perubahan posisi tidur yang tepat, ditambah alat bantu sederhana, dapat mengurangi gejala kesemutan. Tubuh pun mulai beradaptasi dengan posisi lebih nyaman dan aman sepanjang malam.
Menjaga posisi tidur yang sehat tidak hanya mencegah keluhan fisik, tetapi juga mendukung kualitas tidur secara keseluruhan. Tidur yang nyaman membuat tubuh pulih dengan optimal dan mengurangi risiko cedera saraf.