Geothermal Jadi Fondasi Pemerataan Energi Bersih untuk Majukan Ekonomi Jawa Barat

Senin, 01 Desember 2025 | 11:08:49 WIB
Geothermal Jadi Fondasi Pemerataan Energi Bersih untuk Majukan Ekonomi Jawa Barat

JAKARTA - Dorongan pemerataan energi bersih di Jawa Barat kini semakin nyata seiring meningkatnya kebutuhan listrik pada wilayah berpenduduk padat dan berindustri tinggi. Pemerintah menempatkan pengembangan panas bumi sebagai langkah strategis untuk menjaga pasokan energi ramah lingkungan yang stabil sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

Peran Energi Panas Bumi dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Jabar

Pemerataan energi bersih dipandang sebagai kunci pembangunan Jawa Barat karena kebutuhan listriknya terus meningkat setiap tahun. Provinsi ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia serta tingkat industrialisasi yang tinggi sehingga memerlukan energi berkelanjutan.

Pemerintah pusat mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pendekatan yang digunakan meliputi metode ilmiah, koordinasi lintas kementerian, dan perencanaan konservasi yang ketat.

PLTP adalah pembangkit yang bekerja dengan memanfaatkan panas alami dari dalam perut bumi. Panas ini muncul akibat aktivitas geologi di kawasan vulkanik dan menghasilkan uap atau air bersuhu tinggi.

Uap panas tersebut dipakai untuk memutar turbin sehingga generator dapat menghasilkan listrik. Proses ini membuat panas bumi menjadi salah satu energi terbarukan yang paling stabil untuk dioperasikan.

Panas bumi menjadi sumber energi yang vital karena mampu beroperasi 24 jam tanpa bergantung cuaca. Selain itu, emisi karbonnya sangat rendah sehingga membantu pengurangan polusi udara.

Jawa Barat memiliki potensi panas bumi yang melimpah karena berada di jalur cincin api. Potensi tersebut menjadikannya wilayah ideal untuk pengembangan teknologi geothermal skala besar.

Proyek Geothermal di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Salah satu proyek besar yang sedang berjalan adalah pengembangan geothermal di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Proyek ini dilakukan berdasarkan kajian ilmiah berlapis dan perizinan yang melalui proses ketat.

Sejak tahun 2022, berbagai tahapan eksplorasi telah diselesaikan oleh pihak terkait. Tahapan tersebut meliputi survei geofisika, geologi, geokimia, pembukaan akses jalan, hingga verifikasi penggunaan lahan di zona pemanfaatan.

Proyek ini berada di Wilayah Kerja Panas Bumi Cipanas berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2778 K/30/MEM/2014. Penetapan wilayah kerja tersebut memastikan kegiatan dilakukan sesuai koridor hukum dan tata kelola energi nasional.

Kepala Balai Besar TNGGP, Arief Mahmud, menjelaskan bahwa area eksplorasi yang dipakai sangat kecil. Luasan tersebut hanya sekitar 0,02 persen dari total area taman nasional sehingga tidak mengganggu keutuhan kawasan.

“Yang digunakan adalah lahan eksisting, bukan kawasan hutan di zona inti. Prinsip konservasi tetap menjadi dasar, dan masyarakat juga dilibatkan sebagai mitra,” ujar Arief Mahmud.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pendekatan konservasi menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan proyek geothermal. Keterlibatan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pemahaman publik tentang manfaat energi bersih.

Subkoordinator Penyiapan dan Evaluasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Andi Susmanto, menegaskan bahwa seluruh kegiatan mengikuti standar internasional. Standar tersebut mencakup desain sumur berlapis casing, sistem blowout preventer (BOP), pemantauan hidrologi, dan kajian geoteknik.

“Setiap tahapan harus melalui evaluasi risiko dan memenuhi standar konservasi,” ujar Andi. Ia memastikan bahwa setiap proses telah melalui pemeriksaan teknis yang menyeluruh.

Kontribusi Geothermal untuk Target Net Zero Emission 2060

Staf Khusus Menteri ESDM, Pradana Indraputra, mengatakan bahwa energi geothermal adalah bagian penting dalam perjalanan menuju target Net Zero Emission pada tahun 2060. Pemerintah memandang proyek panas bumi sebagai langkah konkret untuk mempercepat transisi energi nasional.

“Geothermal bukan sekadar visi, tetapi upaya nyata menuju NZE. Pemerintah berkomitmen penuh mencapai kemandirian energi nasional dan keberlanjutan program energi rendah karbon,” ujar Pradana.

Ia menilai bahwa PLTP adalah milestone yang mampu memberikan dua manfaat sekaligus. Manfaat tersebut adalah penyediaan listrik berkelanjutan dan penurunan emisi karbon sektor kelistrikan.

Keberhasilan proyek ini berpotensi direplikasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia. Replikasi tersebut menjadi fondasi bagi swasembada energi bersih di masa mendatang.

Fokus jangka panjang pemerintah adalah menciptakan sistem energi nasional yang tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil. Geothermal diproyeksikan menjadi tulang punggung bauran energi hijau untuk generasi berikutnya.

Dampak Ekonomi dan Sosial dari Pengembangan Panas Bumi

Pengembangan panas bumi di Cipanas diperkirakan memberi dampak positif langsung pada masyarakat. Proyek ini membuka lapangan kerja baru yang dapat membantu meningkatkan perekonomian daerah.

Selain membuka lapangan kerja, pengembangan ini juga meningkatkan kompetensi teknis masyarakat lokal. Keterlibatan tenaga kerja daerah menjadi prioritas sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih merata.

Masyarakat sekitar juga terdorong untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas pendukung proyek. Keterlibatan ini menggerakkan roda ekonomi lokal secara signifikan.

Pada tingkat nasional, geothermal berperan memperluas bauran energi hijau. Energi ini membantu mengurangi ketergantungan pada sumber fosil yang semakin terbatas.

Panas bumi dianggap sebagai salah satu energi yang paling handal untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang. Stabilitas operasionalnya menjadikannya solusi yang sangat dibutuhkan bagi masa depan.

Transparansi Publik untuk Menjaga Kepercayaan Masyarakat

Sebagai bagian dari prinsip keterbukaan, seluruh proses pengembangan PLTP dibuka untuk menerima masukan publik. Pemerintah memberikan ruang bagi masyarakat, akademisi, media, dan lembaga independen untuk ikut memantau perkembangan proyek.

Transparansi ini bertujuan memastikan bahwa setiap langkah pengembangan tetap berada dalam jalur konservasi dan keberlanjutan. Keterlibatan banyak pihak diharapkan mampu menguatkan kepercayaan terhadap proyek energi bersih tersebut.

Prinsip ini menjadi fondasi penting dalam menjaga dukungan masyarakat terhadap proyek panas bumi. Dengan keterbukaan tersebut, pemerintah ingin memastikan bahwa pengembangan energi bersih dilakukan secara bertanggung jawab.

Terkini