Kereta Api Kilat Pajajaran Siap Hadir, Percepat Mobilitas Jakarta–Bandung dan Sekitarnya

Senin, 01 Desember 2025 | 11:12:04 WIB
Kereta Api Kilat Pajajaran Siap Hadir, Percepat Mobilitas Jakarta–Bandung dan Sekitarnya

JAKARTA - Peningkatan kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah metropolitan Jakarta dan Bandung mendorong pemerintah daerah untuk menghadirkan inovasi transportasi publik baru. Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan Kereta Kilat Pajajaran yang diproyeksikan menjadi moda perjalanan cepat antar dua kota besar tersebut.

Kereta ini dikembangkan melalui kerja sama antara Pemda Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kehadiran layanan baru ini diharapkan mampu menjadi solusi perjalanan yang lebih efisien di tengah tingginya kebutuhan transportasi harian.

Rencana pengembangan Kereta Kilat Pajajaran merupakan bagian dari Perjanjian Kerja Sama tentang Optimalisasi Penyelenggaraan dan Pengembangan Perkeretaapian di Jawa Barat. Kesepakatan kerja sama tersebut ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin.

Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Perhubungan Suntana yang menegaskan pentingnya langkah percepatan layanan transportasi massal. Kehadiran kereta ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat pola transportasi publik berbasis rel di Jawa Barat.

Dedi menegaskan manfaat signifikan yang ditawarkan oleh layanan baru tersebut. “Kereta Kilat Pajajaran akan memangkas waktu tempuh relatif sangat cepat, Gambir–Bandung menjadi sekitar satu setengah jam,” ujarnya pada Minggu, 30 November.

Rencana itu menjadi pembaruan penting bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada perjalanan darat yang lebih lama. Dengan waktu tempuh lebih singkat, layanan ini diharapkan menjadi pilihan utama bagi warga yang melakukan perjalanan rutin kedua kota tersebut.

Peningkatan Konektivitas Hingga Wilayah Priangan Timur

Pengembangan Kereta Kilat Pajajaran tidak hanya berfokus pada jalur utama Jakarta–Bandung saja. Pemerintah daerah menargetkan layanan tersebut dapat tersambung hingga wilayah Priangan Timur yang selama ini memiliki kebutuhan mobilitas yang cukup besar.

Dedi menjelaskan bahwa kereta tersebut nantinya dapat menjangkau Garut, Tasikmalaya, hingga Banjar. “Kemudian dari Kota Bandung menuju Garut, Tasikmalaya hingga Banjar dapat ditempuh dalam waktu sekitar dua jam,” lanjutnya.

Pengembangan rute tersebut diharapkan mampu memangkas waktu perjalanan masyarakat di wilayah selatan Jawa Barat yang selama ini mengandalkan jalur darat dengan durasi panjang. Dengan layanan cepat, konektivitas antarwilayah di Jawa Barat dinilai akan meningkat signifikan.

Pemda Jabar bersama PT KAI memiliki komitmen untuk memperluas jangkauan transportasi publik di berbagai daerah. Keduanya juga mendorong integrasi layanan hingga Karawang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

Integrasi transportasi dinilai menjadi langkah kunci untuk mendorong efisiensi mobilitas dan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Kehadiran proyek kereta cepat ini menjadi bagian dari strategi besar membangun wilayah metropolitan baru di luar Jakarta.

Rencana pengembangan ini melengkapi upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan dan beban transportasi berbasis kendaraan pribadi. Dampaknya diharapkan dapat mendukung penurunan emisi dan meningkatkan efektivitas perjalanan harian masyarakat.

Kereta Kilat Pajajaran dinilai memiliki potensi besar menjadi tulang punggung transportasi cepat di Jawa Barat. Dengan rute yang semakin luas, layanan ini diproyeksikan menjadi konektor utama berbagai kota besar dan kota penyangga di provinsi tersebut.

Pengembangan Layanan Rel Wisata Berbasis Multikota

Pengembangan sistem transportasi berbasis rel tidak hanya difokuskan pada perjalanan cepat dan perjalanan komuter saja. Pemerintah Jawa Barat bersama PT KAI juga menyiapkan pengembangan layanan wisata rel yang dinilai memiliki nilai strategis bagi sektor pariwisata.

Salah satu layanan yang akan dikembangkan adalah kereta api wisata Jaka Lalana. Dedi menjelaskan bahwa layanan ini ditujukan sebagai penguatan pariwisata berbasis rel melalui jalur multikota.

“Kereta pariwisata Jakarta–Bogor–Sukabumi–Cianjur, namanya Jakalalana,” ujar Dedi. Jalur tersebut dipilih karena memadukan potensi wisata alam, budaya, dan kawasan heritage yang berada di berbagai titik jalur perjalanan.

Kereta wisata ini diharapkan mampu memperkaya pilihan wisatawan yang menginginkan pengalaman perjalanan berbeda melalui moda transportasi yang nyaman. Selain itu, jalur multikota dianggap memberikan peluang pengembangan ekonomi daerah.

Kereta Jaka Lalana juga diproyeksikan menjadi ikon baru wisata berbasis rel di Jawa Barat. Kehadirannya melengkapi ekosistem pariwisata yang sudah ada seperti wisata alam Puncak, kawasan Geopark Ciletuh, dan destinasi budaya Cianjur.

Pengembangan kereta wisata dinilai mampu memperluas jangkauan wisatawan yang datang ke berbagai wilayah. Selain itu, integrasi jalur ini juga diharapkan mendorong pelaku UMKM di sepanjang rute.

Dengan layanan yang lebih variatif, sektor pariwisata Jawa Barat diprediksi mengalami peningkatan kontribusi terhadap perekonomian daerah. Pemerintah berharap layanan wisata rel tersebut menjadi daya tarik baru yang mampu memberikan pengalaman perjalanan yang unik.

Kereta Jaka Lalana juga memungkinkan wisatawan merasakan perjalanan dengan sudut pandang baru melalui jalur rel yang melintasi area pegunungan dan pedesaan. Hal tersebut memberikan pengalaman visual yang berbeda dari moda transportasi darat lainnya.

Penguatan Moda Logistik dan Jaringan KRL Regional

Selain pengembangan layanan penumpang cepat dan wisata, kesepakatan kerja sama antara Pemda Jabar dan PT KAI juga mencakup penguatan sektor logistik melalui pengembangan layanan baru. Layanan tersebut dirancang untuk mendukung mobilitas komoditas pertanian dan perdagangan.

Kereta api Tani Mukti menjadi salah satu layanan yang masuk dalam pengembangan tersebut. Kereta ini dipersiapkan untuk mendukung angkutan hasil pertanian dan komoditas perdagangan dari berbagai wilayah di Jawa Barat.

Kereta Tani Mukti nantinya akan melayani jalur pengangkutan menuju Jakarta, Cirebon, dan Banjar. Layanan tersebut diharapkan dapat memotong biaya logistik sekaligus mempercepat distribusi komoditas pangan.

Selain itu, kerja sama ini juga mencakup dukungan terhadap pengembangan kereta listrik Padalarang–Cicalengka. Jalur tersebut disiapkan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dan memperkuat mobilitas harian masyarakat.

Pengembangan rute Nambo–Citayam juga menjadi salah satu agenda yang dikaji dalam kesepakatan tersebut. Jalur ini memiliki potensi besar karena melayani kawasan permukiman padat penduduk yang membutuhkan layanan transportasi efisien.

Kereta listrik yang dikembangkan di wilayah ini diharapkan memperkuat pola transportasi ramah lingkungan. Selain itu, layanan tersebut dapat membantu mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan.

Kereta listrik regional juga diprediksi menjadi salah satu penopang utama mobilitas masyarakat Jabodetabek dan Jawa Barat bagian tengah. Dengan jalur yang lebih terintegrasi, masyarakat dapat merasakan manfaat perjalanan yang lebih efektif dan terjangkau.

Terkini