Industri Otomotif Indonesia Kuat, Pemerintah Alihkan Fokus dari Insentif Fiskal

Senin, 01 Desember 2025 | 13:18:18 WIB
Industri Otomotif Indonesia Kuat, Pemerintah Alihkan Fokus dari Insentif Fiskal

JAKARTA - Pangsa kendaraan listrik (EV) yang terus naik membuat pemerintah menilai industri otomotif Indonesia kini lebih mandiri. Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menyampaikan belum ada usulan insentif otomotif untuk 2026 dari kementerian atau lembaga pembina sektor.

“Saat ini kami belum ada pembahasan kembali dan belum menerima usulan insentif dari kementerian atau lembaga pembina sektor,” kata Haryo di Jakarta. Lonjakan penjualan kendaraan listrik roda empat mencapai 18,27 persen dibandingkan pangsa pasar 2025, menunjukkan permintaan yang menguat.

Investasi untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) juga menembus Rp5,66 triliun pada 2025. Angka ini mencerminkan kapasitas produksi yang tumbuh dan minat investor yang tetap stabil.

Segmen kendaraan konvensional masih mendominasi sekitar 80,6 persen pasar nasional. Namun, akselerasi kendaraan listrik dan pertambahan investasi membuat fondasi industri otomotif semakin kokoh.

Kematangan Industri dan Penguatan Ekosistem

Ekosistem kendaraan roda dua juga menunjukkan penguatan dari sisi permintaan domestik maupun ekspor. Haryo menilai kondisi ini membuka ruang baru bagi pemerintah untuk merancang kebijakan yang lebih strategis.

Insentif yang sebelumnya diperlukan untuk mendorong adopsi awal kini tidak lagi menjadi kebutuhan mendesak. “Kami berpendapat industri otomotif saat ini sudah cukup kuat,” ujarnya, menegaskan kematangan sektor tersebut.

Rantai pasok lokal mulai menunjukkan penguatan signifikan. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan kapasitas produksi kendaraan listrik terus meningkat.

Pengembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik menjadi fokus utama. Hal ini mendukung pertumbuhan EV sekaligus mempersiapkan ekosistem otomotif nasional agar lebih mandiri.

Arah Kebijakan Pemerintah ke Depan

Pemerintah berencana mengalihkan ruang kebijakan ke sektor-sektor prioritas lain yang membutuhkan dorongan lebih besar. Langkah ini dilakukan tanpa mengganggu momentum pertumbuhan industri otomotif.

Pendekatan kebijakan ke depan akan difokuskan pada penguatan rantai nilai lokal. Selain itu, transfer teknologi dan peningkatan kapasitas produksi nasional menjadi prioritas untuk mendukung daya saing global.

Kebijakan ini sejalan dengan strategi transisi industri dari ketergantungan pada insentif fiskal menuju fondasi yang lebih kokoh. Langkah tersebut memungkinkan pemerintah memaksimalkan efisiensi penggunaan anggaran dan mendorong sektor lain yang strategis.

Haryo menekankan bahwa pemerintah mempertimbangkan pertanyaan mendasar: apakah insentif masih diperlukan jika industri sudah kuat? Jawabannya membuka peluang bagi reformasi kebijakan di sektor lain yang membutuhkan stimulasi lebih besar.

Masa Depan Industri Otomotif dan Investasi

Pertumbuhan EV yang konsisten menjadi sinyal positif bagi investor. Kapasitas produksi yang meningkat, didukung investasi Rp5,66 triliun, menciptakan prospek jangka panjang yang menjanjikan bagi industri otomotif nasional.

Penguatan rantai nilai lokal juga memberi efek positif bagi UMKM dan supplier komponen otomotif. Hal ini mendukung integrasi sektor otomotif dengan ekonomi domestik secara lebih luas.

Selain itu, pengembangan infrastruktur pengisian EV dan transfer teknologi diharapkan mempercepat adopsi kendaraan listrik di pasar nasional. Kecepatan transisi ini menjadi indikator kesiapan Indonesia memasuki era otomotif hijau.

Momentum ini juga memungkinkan pemerintah meninjau ulang alokasi insentif fiskal. Fokus kini bergeser ke sektor-sektor strategis lain, sehingga anggaran publik dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan berdampak luas.

Dengan fondasi industri yang kuat, kendaraan listrik yang berkembang pesat, dan kapasitas produksi yang meningkat, industri otomotif Indonesia siap menghadapi tantangan global. Kebijakan strategis yang tepat akan memastikan pertumbuhan berkelanjutan sekaligus mendukung transformasi ekonomi nasional.

Terkini