Daftar Harga BBM Pertamina Desember 2025: Non Subsidi Naik Signifikan

Senin, 01 Desember 2025 | 13:18:21 WIB
Daftar Harga BBM Pertamina Desember 2025: Non Subsidi Naik Signifikan

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyesuaikan harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM) non subsidi mulai Senin, 1 Desember 2025. Seluruh harga BBM non subsidi besutan perusahaan pelat merah tercatat naik dibanding bulan sebelumnya.

Harga Pertamax (RON 92) kini dipatok Rp12.650 per liter. Sebelumnya, harga BBM ini senilai Rp12.200 per liter, menunjukkan kenaikan signifikan bagi konsumen.

Pertamax Turbo (RON 98) juga mengalami kenaikan menjadi Rp13.750 per liter. Sebelumnya, harga untuk jenis ini adalah Rp13.400 per liter pada November 2025.

Begitu pula Pertamax Green (RON 95) yang naik dari Rp13.000 menjadi Rp13.500 per liter. Dexlite (CN 51) kini dipatok Rp14.700 per liter, meningkat dibanding harga bulan lalu Rp13.900 per liter.

Harga Pertamina Dex (CN 53) juga naik menjadi Rp15.000 per liter dari sebelumnya Rp14.200. Kenaikan ini menandai tren penyesuaian harga BBM non subsidi oleh Pertamina di awal bulan Desember 2025.

BBM Subsidi Tetap Stabil

Di sisi lain, harga BBM subsidi tetap stabil per 1 Desember 2025. Pertalite (RON 90) dipatok Rp10.000 per liter, sementara Biosolar (Diesel CN48) tetap Rp6.800 per liter.

Kestabilan harga BBM subsidi ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah. Langkah ini juga menjadi upaya pemerintah untuk melindungi konsumen dari fluktuasi harga energi global.

Pemerintah memastikan distribusi BBM subsidi tetap tersedia di seluruh SPBU. Hal ini penting agar kebutuhan energi domestik bagi masyarakat tetap terpenuhi tanpa tekanan harga yang tinggi.

Dampak Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM non subsidi berpotensi memengaruhi biaya transportasi dan logistik. Kendaraan berbahan bakar RON 92 hingga CN 53 akan merasakan dampak langsung dari penyesuaian harga ini.

Selain itu, sektor industri yang menggunakan BBM non subsidi sebagai bahan bakar produksi juga akan terdampak. Peningkatan biaya produksi kemungkinan akan menyesuaikan harga barang dan jasa di pasaran.

Tren kenaikan BBM non subsidi ini dipengaruhi fluktuasi harga minyak global dan biaya produksi Pertamina. Penyesuaian harga menjadi mekanisme penting untuk menjaga keberlanjutan pasokan dan operasional perusahaan pelat merah.

Kenaikan harga juga mendorong konsumen untuk lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Strategi hemat BBM di sektor transportasi dan industri menjadi langkah adaptif menghadapi tekanan harga energi.

Daftar Harga BBM Terbaru

Berikut daftar harga BBM Pertamina per 1 Desember 2025:

Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter

Biosolar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter

Pertamax (RON 92): Rp12.650 per liter

Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.750 per liter

Pertamax Green (RON 95): Rp13.500 per liter

Dexlite (CN 51): Rp14.700 per liter

Pertamina Dex (CN 53): Rp15.000 per liter

Daftar ini menunjukkan perbedaan harga yang cukup signifikan antara BBM subsidi dan non subsidi. Perbedaan harga mencerminkan upaya pemerintah menjaga keseimbangan antara pasokan energi dan perlindungan konsumen.

Kenaikan harga non subsidi dapat menjadi sinyal bagi konsumen untuk beralih ke BBM subsidi atau menekan konsumsi BBM. Pemerintah menekankan pentingnya pemakaian BBM secara efisien, terutama untuk kendaraan dan industri yang membutuhkan volume tinggi.

Tren Harga dan Strategi Konsumen

Penyesuaian harga BBM non subsidi ini kemungkinan menjadi tren tahunan atau berkala. Konsumen diharapkan menyiapkan strategi penghematan agar beban transportasi dan operasional tetap terkendali.

Selain itu, peningkatan harga BBM non subsidi dapat mendorong pertumbuhan kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan. Adopsi kendaraan hemat energi atau berbasis listrik menjadi alternatif jangka panjang.

Pemerintah dan Pertamina memastikan pasokan BBM tetap aman di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kelancaran transportasi nasional meski harga mengalami penyesuaian.

Dengan informasi daftar harga terbaru, masyarakat dapat merencanakan pengeluaran energi bulanan. Kenaikan ini sekaligus mengingatkan pentingnya efisiensi dan perencanaan penggunaan bahan bakar dalam jangka panjang.

Terkini