Kementerian PU Gerakkan Alat Berat dan Personel untuk Tangani Banjir Sumatera

Senin, 01 Desember 2025 | 15:30:28 WIB
Kementerian PU Gerakkan Alat Berat dan Personel untuk Tangani Banjir Sumatera

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum mengerahkan lebih dari 100 alat berat dan ratusan personel untuk menangani bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Seluruh unit teknis seperti BPJN, BWS, dan BPBPK bergerak memastikan akses terbuka kembali, infrastruktur vital pulih, serta bantuan logistik dapat menjangkau masyarakat terdampak.

Menteri PU Dody Hanggodo menekankan penanganan bencana dilakukan secara terpadu sejak hari pertama laporan diterima. “Dalam situasi darurat, kecepatan dan kolaborasi adalah kunci. Semua sumber daya, termasuk alat berat dan dukungan logistik, telah dikerahkan,” ujarnya pada Senin, 1 Desember 2025.

Penanganan Bencana di Sumatera Utara

Di Sumatera Utara, BPJN Sumut bekerja sama dengan BBWS Sumatera II dan BPBPK menangani dampak di 11 kabupaten/kota. Titik kritis meliputi jalur Tarutung–Sipirok dengan 49 titik longsor, dan Tarutung–Sibolga yang terdampak 35 titik.

Hingga 29 November 2025 pukul 20.00 WIB, sebanyak 14 titik di Tarutung–Sipirok dan 17 titik di Tarutung–Sibolga berhasil dibersihkan. Selain longsor, terdapat 17 titik jalan putus, termasuk 13 kerusakan badan jalan dan 4 kerusakan jembatan atau oprit.

BPJN Sumut menurunkan 38 alat berat di lokasi, sementara sembilan lainnya dalam perjalanan. Total kebutuhan adalah 52 unit sehingga masih dibutuhkan lima alat berat tambahan untuk memperkuat pekerjaan lapangan.

Dukungan bahan bakar sebanyak 3.000 liter telah tersedia untuk operasional satu hari, dengan suplai tambahan dipersiapkan bertahap. Material darurat seperti geobag, sheet pile, dan jembatan bailey juga disiapkan untuk mempercepat pemulihan akses.

BBWS Sumatera II mendukung penanganan dengan dua unit excavator, dua perahu karet, dan bantuan banjir untuk kebutuhan darurat. Progres pembukaan akses Tarutung–Sibolga mencapai 28 titik, sementara Tarutung–Sipirok juga mulai terbuka di titik kritis pertama.

Tim juga membersihkan material longsor di Humbang Hasundutan dan membantu evakuasi warga yang terjebak banjir di Kota Medan menggunakan dua perahu karet. Bantuan kemanusiaan berupa 50 selimut, kasur, dan paket sembako turut disalurkan.

Penanganan Bencana di Aceh

Di Aceh, BWS Sumatera I, BPJN Aceh, dan BPBPK Aceh menurunkan 31 alat berat untuk menangani titik longsor dan banjir terparah. Fokus utama meliputi penyediaan air bersih, sanitasi darurat, serta dukungan logistik bagi warga terdampak.

BPBPK Aceh memobilisasi enam mobil tangki air, tiga dump truck, satu truk penyedot tinja, dua mobil toilet portable, satu unit double cabin, lima tenda hunian darurat, 10 velbed, dua genset 2,5 kVA, lima toilet portable tambahan, 30 hidran umum, serta tujuh tangki biofilter berkapasitas dua meter kubik.

Tim tanggap darurat ditempatkan di wilayah Pidie Jaya dengan lima personel, sepuluh unit hidran umum terisi air, dan dua mobil tangki air. Di Kabupaten Pidie, tambahan lima personel, satu truk, lima unit hidran umum, serta dua mobil tangki air disiapkan untuk memenuhi kebutuhan warga.

Tim juga bertugas di Bireuen dengan lima personel, satu truk, dan tiga unit hidran umum yang sudah terisi air. Dua mobil tangki air juga disiapkan untuk menunjang suplai kebutuhan masyarakat di lokasi terdampak.

Penanganan Bencana di Sumatera Barat

Di Sumatera Barat, BWS Sumatera V, BPJN Sumbar, dan BPBPK Sumbar menurunkan 38 alat berat untuk penanganan banjir dan longsor di berbagai kabupaten, termasuk Padang, Padang Pariaman, Agam, Solok, Pesisir Selatan, Tanah Datar, Pasaman, Padang Panjang, dan Solok Selatan.

Di Kota Padang, pengerukan sedimen dilakukan menggunakan excavator long arm di intake PDAM Kampung Koto. Dua unit pompa bergerak juga dioperasikan untuk mengurangi genangan di Ulak Karang Utara, sementara stasiun pompa banjir diaktifkan untuk mendukung aliran air.

Pengerukan sedimen juga berlangsung di Koto Tangah Batang Aia Dingin, Gurun Laweh–Nanggalo, Jalan Ombilin Kampung Lapai, intake Unand Limau Manis, dan intake Gunung Nago. Empat excavator standar dan satu long arm dikirim untuk memperkuat penanganan di Palukahan Gadang, Tabing Banda Gadang, Bendung Gunung Nago, Balai Gadang, dan intake Gunung Pangilun Nanggalo.

BWS Sumatera V juga memenuhi permintaan darurat dari Universitas Andalas dengan mengirim alat berat serta pipa pengganti sepanjang 70 meter untuk memulihkan suplai air ke kampus dan RS Unand. Di Padang Pariaman, normalisasi muara Batang Ulakan dan pembersihan material longsor di saluran induk Batang Anai telah dilakukan.

Di Agam, satu unit excavator standar digunakan untuk pembersihan material banjir di beberapa titik. Di Solok dan Kota Solok, pengerjaan berlangsung di 12 lokasi dengan 250 bronjong dan excavator untuk memperbaiki alur sungai di Selayo Batang Gawan, Paninggahan Batang Paninggahan, dan Batang Saniang Baka.

Di Pesisir Selatan, 160 geobag telah disalurkan, sementara di Tanah Datar satu unit excavator dan 200 bronjong dipasang untuk normalisasi Batang Malalo. Kabupaten Pasaman mempersiapkan pemasangan bronjong sepanjang 300 meter untuk menahan erosi.

Di Padang Panjang, 100 geobag disalurkan dan dua wheel loader BPJN Sumbar dikerahkan. Pembersihan sedimen banjir di Solok Selatan dilakukan secara bertahap di alur sungai yang terganggu, memastikan akses dan fungsi drainase kembali normal.

Terkini