BRIN Gerakkan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan untuk Tangani Banjir Sumatera

Senin, 01 Desember 2025 | 15:30:29 WIB
BRIN Gerakkan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan untuk Tangani Banjir Sumatera

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Task Force Penanggulangan Bencana segera menurunkan dukungan ilmiah dan teknologi untuk menanggulangi banjir serta tanah longsor di Sumatera Utara dan Aceh. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan serta mendukung pemerintah daerah dalam menanggulangi dampak bencana.

Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo, menegaskan bahwa lembaga riset bergerak cepat memastikan kontribusi nyata dapat dimanfaatkan. "BRIN hadir dengan pendekatan ilmiah. Kami memastikan seluruh kemampuan riset, teknologi, dan SDM digunakan secara optimal untuk membantu masyarakat," ujarnya pada Senin, 1 Desember 2025.

BRIN mengerahkan beberapa unit reaksi cepat yang berfokus pada pemetaan berbasis satelit, penyediaan air bersih, tenaga kesehatan, serta dukungan psikososial. Semua langkah diarahkan agar respons di lapangan tepat sasaran dan mampu menjangkau wilayah terdampak dengan efisien.

Pemetaan Banjir Berbasis Satelit

Sejak awal bencana, tim pemrosesan data satelit BRIN telah memetakan area terdampak menggunakan radar Sentinel-1. Teknologi ini memungkinkan pemetaan genangan banjir meski kondisi cuaca buruk atau awan menutupi wilayah, sehingga persebaran banjir dapat terdeteksi secara akurat.

Peta persebaran banjir telah disebarkan ke pemerintah daerah, BNPB, dan komunitas geospasial. "Data ini sangat penting untuk memahami sebaran genangan terkini dan menentukan prioritas penanganan di lapangan," jelas Joko.

Pemanfaatan data satelit juga membantu memprediksi titik risiko longsor dan akses yang terputus. Dengan informasi ini, tim tanggap darurat dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih strategis.

Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih

Selain pemetaan, BRIN memprioritaskan penyediaan air bersih dan air siap minum di wilayah terdampak. Unit Air Siap Minum (Arsinum) sedang dicek kondisi operasionalnya agar dapat mendukung kebutuhan masyarakat secara optimal.

Kebutuhan air menjadi krusial karena banyak infrastruktur lokal yang rusak dan suplai air kemasan tidak mencukupi. BRIN memastikan distribusi air bersih dapat menjangkau titik-titik kritis sehingga risiko kesehatan dapat diminimalkan.

Tim juga menyiapkan sistem logistik air yang bisa bergerak cepat ke lokasi terpencil. Hal ini menjadi salah satu langkah konkret untuk menekan dampak kesehatan akibat bencana.

Dukungan Kesehatan dan Psikososial

BRIN menyiapkan tenaga kesehatan, psikolog, serta ahli kesehatan lingkungan untuk mendukung tanggap darurat. “Bencana banjir tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan psikologis warga,” ujar Joko.

Tim BRIN bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan medis dan psikososial yang terstruktur. Kehadiran tenaga profesional ini diharapkan mampu mengurangi trauma dan meningkatkan ketahanan masyarakat pasca-bencana.

Selain itu, BRIN memastikan tenaga kesehatan dapat bergerak ke berbagai lokasi prioritas. Fokus utama adalah wilayah dengan dampak terparah agar bantuan langsung terasa manfaatnya.

Strategi Penentuan Lokasi Prioritas

Wilayah terdampak yang sangat luas membuat BRIN harus menentukan lokasi prioritas penanganan. Penetapan ini dilakukan berdasarkan data satelit, laporan lapangan, serta informasi dari BNPB dan pemerintah daerah.

Tujuannya agar bantuan dapat langsung menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan. Joko menekankan pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam penyaluran bantuan berbasis riset.

Unit-unit reaksi cepat BRIN bekerja terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Strategi ini memastikan setiap langkah di lapangan didukung analisis ilmiah sehingga efektif dan efisien.

Komitmen BRIN untuk Penanganan Bencana

Joko menegaskan bahwa BRIN bergerak sejak hari pertama bencana, bukan menunggu situasi memburuk. “Task Force BRIN akan bekerja bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bantuan berbasis riset hadir bagi masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Pendekatan ilmiah BRIN tidak hanya fokus pada pemetaan dan logistik, tetapi juga pada mitigasi risiko dan evaluasi pasca-bencana. Hal ini penting agar pembelajaran dari bencana dapat diterapkan untuk penanganan bencana di masa mendatang.

Dengan kombinasi teknologi, tenaga ahli, dan koordinasi lintas sektor, BRIN memastikan respons bencana di Sumatera lebih cepat, tepat sasaran, dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Terkini