BMKG Gunakan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Memperlancar Bantuan Korban Banjir Sumatera

Senin, 01 Desember 2025 | 15:30:43 WIB
BMKG Gunakan Operasi Modifikasi Cuaca untuk Memperlancar Bantuan Korban Banjir Sumatera

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Sumatera. Tujuannya untuk memastikan penyaluran bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara tidak terganggu.

Kegiatan ini akan berlangsung hingga Rabu, 3 Desember 2025, dengan titik operasi di Posko Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Posko Kualanamu (Medan), dan Posko Bandara Internasional Minangkabau (Padang). Setiap posko mengoperasikan sejumlah pesawat yang difokuskan untuk mengelola curah hujan di wilayah rawan bencana.

BMKG menekankan bahwa OMC bukan hanya untuk menurunkan hujan di wilayah tertentu, tetapi juga untuk mencegah hujan turun di area rawan. Dengan cara ini, proses distribusi logistik dan penyelamatan korban dapat berjalan lebih aman dan lancar.

Teknologi dan Metode Operasi Modifikasi Cuaca

Dalam OMC, BMKG menebarkan NaCl atau larutan garam halus untuk memicu hujan di daerah yang aman. Sementara di wilayah sangat rawan bencana, digunakan Kalsium Oksida (CaO) untuk memecah awan hujan agar curah hujan tidak turun di lokasi tersebut.

Penggunaan teknologi ini memungkinkan BMKG mengarahkan hujan ke daerah yang lebih aman dan mengurangi risiko banjir tambahan. Total lima pesawat dikerahkan di Aceh, Medan, dan Padang untuk mendukung operasi tersebut.

Menurut Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, strategi ini membantu menjaga proses penyelamatan dan distribusi bantuan. Proses pemecahan awan hujan dilakukan secara selektif agar tidak menimbulkan bencana baru di wilayah terdampak.

Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

BMKG meminta pemerintah provinsi, khususnya Gubernur, segera menetapkan status siaga darurat ketika mendapat peringatan dini bencana. Status ini menjadi syarat agar operasi modifikasi cuaca dapat dilakukan secara resmi dan efektif.

Tanpa status siaga darurat, BMKG dan BNPB tidak memiliki kewenangan untuk melakukan OMC. Kepala daerah diharapkan cermat menindaklanjuti setiap informasi yang disampaikan melalui pos atau koordinator tiap provinsi.

Lima balai besar BMKG memiliki kewenangan untuk menetapkan status siaga darurat. Koordinasi ini penting agar seluruh pihak terkait bisa menindaklanjuti mitigasi bencana dengan cepat.

Dampak Positif OMC terhadap Penanganan Bencana

Dengan OMC, proses pengiriman logistik bantuan dapat berlangsung tanpa hambatan cuaca ekstrem. Hal ini sangat krusial untuk memastikan korban banjir dan tanah longsor mendapatkan bantuan tepat waktu.

Selain itu, OMC memungkinkan BMKG mengurangi risiko kerusakan tambahan akibat curah hujan tinggi. Wilayah rawan bencana tetap bisa dikendalikan agar tidak terjadi banjir lanjutan atau longsor baru.

Teknologi ini juga mendukung keselamatan penerbangan logistik dan personel penyelamat. Dengan kontrol hujan yang lebih baik, operasi evakuasi dapat dilakukan lebih aman bagi semua pihak yang terlibat.

Peran BMKG dalam Mitigasi dan Kesadaran Bencana

Operasi Modifikasi Cuaca menjadi salah satu contoh nyata penggunaan teknologi untuk mitigasi bencana. BMKG tidak hanya memprediksi cuaca, tetapi juga aktif melakukan intervensi untuk mendukung keselamatan masyarakat.

Masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan aktif mengikuti informasi dan peringatan BMKG. Kewaspadaan sejak dini dan tindakan mitigasi yang tepat dapat mengurangi dampak bencana secara signifikan.

Dengan strategi ini, BMKG turut memastikan bahwa bantuan sosial dan logistik bisa sampai ke korban dengan aman. Selain itu, OMC meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana serupa di masa depan.

Terkini