Harga Sembako Jogja Desember 2025 Melonjak, Warga Diminta Pantau Harian

Senin, 01 Desember 2025 | 15:37:37 WIB
Harga Sembako Jogja Desember 2025 Melonjak, Warga Diminta Pantau Harian

JAKARTA - Harga bahan pangan pokok di Kota Jogja, khususnya sembilan bahan pokok (Sembako), mengalami fluktuasi yang signifikan pada Senin, 1 Desember 2025. Warga diminta memantau harga agar dapat mengatur prioritas belanja harian mereka.

Bawang merah ukuran sedang naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 46.250 per kilogram, melonjak 10,12 persen dibandingkan pekan lalu. Sementara itu, cabai rawit hijau naik dari Rp 41.250 menjadi Rp 48.750, dan cabai rawit merah meroket dari Rp 49.250 menjadi Rp 60.000 per kilogram, naik 33,33 persen.

Daging ayam ras segar juga mengalami kenaikan dari Rp 37.000 menjadi Rp 37.750 per kilogram atau naik 3,42 persen. Kenaikan harga ini memengaruhi daya beli masyarakat, sehingga pembeli di pasar tradisional harus menyesuaikan anggaran belanja harian.

Faktor Penyebab Perubahan Harga Sembako

Perubahan harga sembako tidak terjadi secara tiba-tiba tanpa alasan. Menurut analisis, penyebab fluktuasi harga terbagi menjadi faktor internal dan eksternal yang saling memengaruhi.

Dari sisi produksi, ketersediaan bahan pokok sangat menentukan harga pasar. Cuaca buruk atau gagal panen akan mendorong harga naik, sedangkan panen melimpah dapat menurunkan harga.

Distribusi juga memengaruhi harga, karena biaya pengiriman yang tinggi akan diteruskan ke konsumen. Semakin mahal logistik dan transportasi, semakin tinggi harga jual di pasar tradisional.

Jumlah pemasok bahan pangan di pasar turut memengaruhi harga. Jika pemasok sedikit, harga cenderung naik; sebaliknya, jumlah pemasok banyak akan menekan harga menjadi lebih terjangkau.

Dampak Permintaan dan Persaingan Pedagang

Selain faktor internal, kondisi eksternal seperti permintaan dan persaingan juga berperan besar. Ketika permintaan tinggi tetapi pasokan rendah, harga bahan pokok cenderung melonjak.

Sebaliknya, jika pasokan berlebih tetapi permintaan rendah, harga akan turun mengikuti mekanisme pasar. Persaingan antarpedagang juga menentukan harga, karena pedagang yang menghadapi sedikit pesaing biasanya menaikkan harga lebih tinggi.

Dengan demikian, fluktuasi harga sembako merupakan kombinasi dari berbagai faktor produksi, distribusi, pasokan, permintaan, dan persaingan pasar. Warga disarankan memantau perkembangan harga harian agar pengeluaran belanja lebih efisien.

Rincian Harga Sembako di Jogja

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Bank Indonesia per 1 Desember 2025 pukul 12.05 WIB, beberapa harga sembako di Jogja tercatat sebagai berikut:

Bawang merah ukuran sedang: Rp 46.250/kg

Bawang putih ukuran sedang: Rp 39.500/kg

Beras kualitas bawah I: Rp 13.150/kg

Beras kualitas medium I: Rp 14.900/kg

Beras kualitas super I: Rp 16.000/kg

Cabai merah besar: Rp 63.750/kg

Cabai merah keriting: Rp 52.500/kg

Cabai rawit hijau: Rp 48.750/kg

Cabai rawit merah: Rp 60.000/kg

Daging ayam ras segar: Rp 37.750/kg

Daging sapi kualitas 1: Rp 145.000/kg

Gula pasir kualitas premium: Rp 18.250/kg

Minyak goreng curah: Rp 18.000/kg

Telur ayam ras segar: Rp 28.500/kg

Perlu dicatat bahwa PIHPS menggunakan rata-rata harga dari Pasar Beringharjo dan Kranggan sebagai basis data. Harga final tersedia setiap hari kerja pukul 13.00 WIB, dan bisa berbeda di setiap pasar karena disparitas lokal.

Strategi Masyarakat Menghadapi Kenaikan Harga

Dengan harga bahan pokok yang fluktuatif, masyarakat perlu mengatur prioritas belanja. Warga disarankan membeli bahan pangan yang paling dibutuhkan dan menunda pembelian komoditas yang sedang mengalami kenaikan signifikan.

Selain itu, memanfaatkan alternatif pasar, seperti pasar grosir atau toko modern dengan harga bersaing, dapat membantu menekan pengeluaran. Penyimpanan bahan pangan yang benar juga penting agar stok tetap awet dan tidak cepat rusak.

Pemahaman mengenai faktor-faktor penyebab fluktuasi harga, mulai dari produksi hingga persaingan pedagang, akan membantu masyarakat membuat keputusan belanja lebih rasional. Dengan demikian, dampak kenaikan harga terhadap rumah tangga dapat diminimalkan.

Selain itu, masyarakat dapat memantau informasi harga melalui aplikasi PIHPS atau sumber resmi lainnya. Pemantauan rutin membantu merencanakan pembelian mingguan dan mengurangi risiko terbebani oleh kenaikan harga mendadak.

Kondisi ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga sembako bukan hanya tantangan ekonomi, tetapi juga membutuhkan strategi manajemen rumah tangga. Kesiapan informasi dan pengelolaan anggaran menjadi kunci agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi meskipun harga pasar berubah-ubah.

Terkini