Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), bersama dengan Mandiri Sekuritas, kembali menyelenggarakan Mandiri Investment Forum (MIF) 2025. Acara tahunan yang bergengsi ini akan berlangsung pada 10-14 Februari 2025, dengan mengusung tema "Nourishing Future Growth". MIF diharapkan menjadi wadah strategis bagi percepatan investasi dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Menurut Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, MIF 2025 dirancang untuk memberikan wawasan lengkap kepada investor global tentang peluang ekonomi Indonesia. "Momentum pertumbuhan ekonomi global adalah peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional," ujar Eka saat konferensi pers 'Pre-Event MIF 2025', Selasa, 21 Januari 2025.
MIF 2025 akan menjadi titik penting bagi ekonomi Indonesia, mengingat kata Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim, pelaksanaan forum ini tepat di awal pemerintahan baru. "Kami senang melanjutkan komitmen mendukung pasar modal dan ekonomi nasional dengan mengundang ratusan investor, baik lokal maupun asing," tambah Silva.
Silva juga menyoroti peran Mandiri Sekuritas dalam penyelenggaraan 'Site Visit' dan 'Corporate Day', yang akan menghadirkan investor asing dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Tahun ini, partisipasi investor dengan total dana kelolaan global mencapai US$ 18,65 triliun, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya. "Kami yakin MIF sebagai forum investasi terbesar di Indonesia akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terutama pada MIF 2025," imbuhnya.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, turut menyatakan optimisme terkait prospek investasi di Indonesia dengan adanya pemerintahan baru yang berfokus pada reformasi ekonomi struktural. "Indonesia punya peluang besar untuk menarik lebih banyak investasi di tengah optimisme pasar global. Forum seperti MIF sangat penting untuk memperkuat narasi ini dan memberikan kepercayaan kepada investor," kata Andry.
Diharapkan, MIF 2025 akan menarik lebih dari 25.000 peserta, termasuk 700 investor global dari 36 negara. Eka menambahkan, keberhasilan menjangkau investor global tersebut adalah hasil dari kerja sama dengan instansi pemerintah seperti Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM) dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. "Kami berharap MIF 2025 menjadi katalis dalam meningkatkan investasi berkelanjutan dan mendukung perekonomian Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.
Forum ini bukan hanya acara tahunan yang sangat dinantikan oleh para pelaku usaha, investor, dan pembuat kebijakan, tetapi juga merupakan platform penting untuk diskusi mendalam tentang kondisi ekonomi terkini dan kesempatan menjalin hubungan strategis antara pemerintah, investor, dan perusahaan lokal.
Agenda utama MIF 2025 berlangsung pada 11 Februari 2025 melalui konferensi bertajuk "Macro Day". Pada acara ini, berbagai isu global seperti ketahanan pangan, energi, dan tantangan ekonomi global akan dibahas secara menyeluruh oleh para pakar internasional dan pejabat pemerintah. Pembicara terkemuka seperti Pippa Malmgren, mantan penasihat Presiden Amerika Serikat, dan Dani Rodrik, Profesor Ekonomi Politik Internasional dari Harvard Kennedy School, akan berbagi pandangan mereka.
Tak hanya itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, bersama dengan sejumlah menteri seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, akan hadir untuk menyampaikan kebijakan dan strategi ekonomi yang menarik. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga diundang untuk berbagi pandangan terkait kebijakan fiskal.
MIF di tahun ke-14 ini diharapkan terus memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan investasi yang semakin kuat di Indonesia. Dengan latar belakang pemerintah yang baru dan komitmen kuat dari berbagai pemangku kepentingan, MIF 2025 siap menjadi batu loncatan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di tanah air.