Nikel

Harga Komoditas Global: Penurunan Drastis Minyak Mentah, Kebangkitan Nikel dan Timah

Harga Komoditas Global: Penurunan Drastis Minyak Mentah, Kebangkitan Nikel dan Timah
Harga Komoditas Global: Penurunan Drastis Minyak Mentah, Kebangkitan Nikel dan Timah

JAKARTA - Pasar komoditas global menyaksikan fluktuasi harga yang signifikan pada tanggal 5 Februari, dengan penurunan tajam harga minyak mentah lebih dari 2 persen dan lonjakan harga nikel serta timah. Faktor-faktor ekonomi global, termasuk lonjakan persediaan minyak di Amerika Serikat dan kekhawatiran atas hubungan dagang antara Tiongkok dan AS, mempengaruhi dinamika ini.

Minyak Mentah Alami Penurunan

Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 2 persen, dipicu oleh laporan peningkatan stok minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat. Informasi ini menunjukkan adanya kelemahan dalam permintaan, mengisyaratkan kekhawatiran tentang kondisi ekonomi global yang mungkin menurun. West Texas Intermediate (WTI) di AS mengalami penurunan sebesar USD 1,67 atau 2,3 persen menjadi USD 71,03 per barel, sementara Brent turun USD 1,59 atau 2,09 persen ke posisi USD 74,61 per barel.

"Kami melihat peningkatan persediaan minyak yang signifikan di AS, dan ini merupakan indikasi bahwa permintaan tidak berada di tingkat di mana seharusnya," kata seorang analis minyak yang memilih untuk tidak disebutkan namanya kepada Reuters.

Perang Dagang Mempengaruhi Pasar

Kekhawatiran penurunan permintaan semakin diperkuat oleh ketegangan dagang antara Tiongkok dan AS. Sejak perang dagang ini dimulai, pasar global telah berada dalam kondisi volatil. Analis memperingatkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, maka akan ada dampak yang lebih luas pada ekonomi dunia.

"Pasar tengah menghadapi dua masalah besar - Stok minyak yang berlimpah dan ketidakpastian dari perang dagang. Memang, ini adalah kombinasi yang cukup menantang bagi investor," jelas seorang pakar energi kepada media.

Komoditas Lainnya: Nikel dan Timah Naik

Di sisi lain, beberapa komoditas lainnya seperti nikel dan timah mencatatkan kenaikan harga. Berdasarkan data dari situs Tradingeconomics, harga nikel melonjak 1,40 persen dan berhasil mencapai USD 15.555 per ton. Hal ini disinyalir sebagai respon dari permintaan yang meningkat di sektor teknologi yang menggunakan nikel sebagai bahan baku utama.

"Pergerakan harga nikel menandakan bahwa sektor industri, khususnya yang berkaitan dengan teknologi tinggi, masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Ini adalah indikator positif bahwa meskipun ada tantangan ekonomi, tetap ada titik cerah di industri tertentu," ujar seorang ekonom kepada media.

Tidak berbeda jauh, harga timah juga menikmati kenaikan 1,15 persen menjadi USD 30.267 per ton. Timah, yang banyak digunakan dalam industri elektronik, tetap melihat permintaan yang kuat global.

Penurunan Komoditas Lainnya: Batu Bara dan CPO

Sementara itu, harga batu bara dilaporkan turun berdasarkan bursa ICE Newcastle (Australia), dengan penurunan sebesar 1,25 persen menyentuh angka USD 111,25 per ton untuk kontrak pengiriman Februari 2025. Komoditas lain yang mengalami penurunan adalah minyak sawit mentah (CPO). Di pasar Malaysia, harga CPO turun 0,35 persen menjadi MYR 4.317 per ton.

Fluktuasi ini menggambarkan betapa terhubungnya berbagai faktor ekonomi global yang dapat mempengaruhi harga komoditas. Meski pasar minyak sedang mengalami tekanan, beberapa komoditas lain tampil gemilang di tengah tantangan ini. Investor dan pelaku pasar selayaknya terus mengamati perkembangan situasi ekonomi global dan dinamika politik yang terus berlangsung.

"Ini adalah waktu yang sangat dinamis di pasar komoditas. Kombinasi antara tantangan dan peluang yang ada harus disikapi dengan strategi yang tepat oleh para pelaku pasar," tutup seorang analis pasar dalam sebuah diskusi panel.

Meskipun demikian, tantangan tetap ada, dan keputusan investor harus didasarkan pada informasi terkini dan analisis pasar yang mendalam. Dengan pemahaman akan tren ini, diharapkan dapat merancang strategi yang lebih adaptif di masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index