Sembako

Update Harga Sembako hari ini, 19 September 2025

Update Harga Sembako hari ini, 19 September 2025
Update Harga Sembako hari ini, 19 September 2025

JAKARTA - Perubahan harga bahan pangan di Kota Jogja menjadi perhatian penting bagi masyarakat, khususnya terkait Sembilan Bahan Pokok (Sembako). Setiap hari, harga bisa naik atau turun tergantung berbagai faktor yang memengaruhi produksi dan distribusi. Pemahaman terhadap pergerakan harga ini penting agar masyarakat dapat merencanakan budgeting pangan sehari-hari dengan lebih efektif.

Pada 19 September 2025, data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 11.26 WIB menunjukkan tren penurunan beberapa bahan pokok. Bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit merah tercatat mengalami penurunan harga. Sementara itu, cabai merah besar dan daging ayam ras justru mencatat kenaikan.

Bawang merah turun dari Rp 33.429 menjadi Rp 30.429 per kilogram, menjadi titik terendah sejak awal September 2025. Bawang putih mengalami penurunan sekitar 600 rupiah, dari Rp 32.286 menjadi Rp 31.571 per kilogram. Di sisi lain, cabai merah besar melonjak hampir 3 ribu rupiah, dari Rp 40.429 menjadi Rp 43.286 per kilogram.

Jenis cabai lain, cabai rawit merah, justru mengalami penurunan untuk kedua kalinya dalam pekan ini, menjadi Rp 32.857 per kilogram. Daging ayam ras mengalami kenaikan menjadi Rp 38.333, sementara telur ayam ras naik menjadi Rp 28.375 per kilogram.

Perbandingan Harga Bapanas dan PIHPS

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang dikelola Bank Indonesia pada Jumat, 19 September 2025, pukul 11.35 WIB mencatat tren serupa untuk cabai rawit merah. Setelah sempat melonjak ke level Rp 38.250 pada 17 September, harga kini turun menjadi Rp 37.000 per kilogram. Rata-rata harga cabai rawit merah di Indonesia pada hari yang sama adalah Rp 46.100.

Berikut ringkasan perubahan harga bahan pokok Jogja berdasarkan Bapanas pada 19 September 2025:

Beras premium: Rp 14.500/kg

Beras medium: naik dari Rp 12.833 menjadi Rp 12.838/kg

Bawang merah: turun dari Rp 33.429 menjadi Rp 30.429/kg

Bawang putih: turun dari Rp 32.286 menjadi Rp 31.571/kg

Cabai merah besar: naik dari Rp 40.429 menjadi Rp 43.286/kg

Cabai rawit merah: turun dari Rp 34.286 menjadi Rp 32.857/kg

Daging ayam ras: naik dari Rp 37.833 menjadi Rp 38.333/kg

Telur ayam ras: naik dari Rp 28.188 menjadi Rp 28.375/kg

Minyak goreng curah: turun dari Rp 17.143 menjadi Rp 17.083/liter

Sementara data PIHPS mencatat harga bawang merah ukuran sedang Rp 41.250/kg, bawang putih ukuran sedang Rp 39.500/kg, cabai merah besar Rp 43.750/kg, dan cabai rawit merah turun dari Rp 38.250 menjadi Rp 37.000/kg.

Perlu dicatat bahwa data final Bapanas dan PIHPS tersedia pada pukul 13.00 WIB, sehingga perubahan harga di pasar masih mungkin terjadi.

Penyebab Fluktuasi Harga Sembako

Harga sembako yang berubah setiap hari bukan tanpa alasan. Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran menjadi penyebab utama. Pertumbuhan populasi dan permintaan yang tinggi mendorong kenaikan harga, sementara hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam sering kali sulit diprediksi.

Musim hujan atau kemarau dapat memengaruhi hasil panen. Contohnya, cabai rawit dapat gagal panen saat musim hujan karena busuk atau serangan hama, sehingga stok berkurang sementara permintaan tetap tinggi, menyebabkan harga melonjak. Sebaliknya, saat musim kemarau, hasil panen cenderung melimpah, sehingga harga turun.

Selain faktor produksi, distribusi juga memengaruhi harga. Semakin panjang dan kompleks proses distribusi, semakin mahal biaya yang dibebankan pada konsumen. Jumlah pedagang juga memengaruhi harga. Persaingan yang tinggi biasanya menahan harga agar tetap wajar, sementara sedikit pedagang memungkinkan penetapan harga yang lebih ekstrem.

Faktor lain seperti keterbatasan lahan, peralihan fungsi lahan, dan kondisi iklim turut memengaruhi kestabilan harga. Petani tidak selalu dapat mengendalikan produksi secara maksimal, sehingga fluktuasi harga bahan pokok menjadi hal yang wajar terjadi.

Dampak Fluktuasi Harga pada Konsumen

Perubahan harga sembako memengaruhi perencanaan belanja rumah tangga. Masyarakat harus menyesuaikan anggaran harian untuk bahan pangan, terutama saat harga bahan pokok seperti bawang merah, cabai, dan daging naik. Penurunan harga di sisi lain menjadi kesempatan bagi konsumen untuk membeli lebih banyak dengan biaya yang lebih rendah.

Kesadaran terhadap perubahan harga juga membantu masyarakat dalam memilih substitusi bahan pokok. Misalnya, saat cabai merah besar mahal, konsumen bisa memilih cabai rawit atau cabai keriting sebagai alternatif. Strategi ini penting untuk menjaga keseimbangan pengeluaran dan kebutuhan gizi keluarga.

Masyarakat disarankan selalu memantau informasi harga terbaru, baik melalui Bapanas, PIHPS, maupun pasar tradisional, agar bisa merencanakan belanja dengan lebih efektif.

Harga bahan pangan, khususnya sembako, akan terus berfluktuasi karena interaksi kompleks antara permintaan, penawaran, dan kondisi alam. Memahami faktor-faktor ini memberi masyarakat kemampuan untuk mengantisipasi kenaikan maupun penurunan harga, sekaligus menjaga kestabilan anggaran rumah tangga.

Dengan kesadaran dan strategi berbelanja yang tepat, masyarakat dapat menghadapi dinamika harga sembako dengan lebih bijak. Pemantauan rutin dan fleksibilitas dalam memilih bahan pangan menjadi kunci agar kebutuhan rumah tangga tetap terpenuhi tanpa membebani keuangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index