JAKARTA — Memperingati Hari Anak Sedunia 2025 dengan tema global “My Day, My Rights”, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap anak memiliki akses kesehatan yang optimal. Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menekankan bahwa hak anak bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi mencakup tumbuh kembang, gizi, dan akses layanan kesehatan berkualitas.
IDAI menekankan anak berhak hidup dalam lingkungan yang aman dan bersih serta didengar pendapatnya dalam segala hal yang memengaruhi kesehatannya. Hal ini sejalan dengan prinsip Konvensi Hak-Hak Anak PBB dan menjadi fondasi pembangunan sumber daya manusia unggul di Indonesia.
Investasi Kesehatan Anak Sejak Dini
Menurut Piprim, investasi terbesar bagi kualitas manusia Indonesia dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pemenuhan gizi seimbang, pemberian imunisasi lengkap, dan stimulasi tepat menjadi prioritas untuk mendukung perkembangan otak anak.
IDAI menegaskan bahwa intervensi sejak dini akan menghasilkan generasi sehat dan produktif. Program ini juga menjadi bagian dari rencana pemerintah dalam ASTA CITA Kabinet Merah Putih, khususnya peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Pemerataan Akses Layanan Kesehatan
IDAI mendorong pemerataan akses layanan kesehatan anak berkualitas di seluruh pelosok tanah air. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan anak di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) menjadi fokus utama agar setiap anak mendapatkan layanan optimal.
Selain itu, pemenuhan gizi dan imunisasi harus menjangkau seluruh anak, termasuk di daerah terpencil. IDAI siap berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengatasi ketimpangan akses layanan kesehatan.
Tantangan Kesehatan Anak Indonesia
Meski ada kemajuan, tantangan kesehatan anak di Indonesia masih kompleks. Masalah stunting, gizi buruk, dan keterbatasan akses fasilitas kesehatan menjadi isu yang terus mendapat perhatian IDAI.
Cakupan imunisasi juga perlu ditingkatkan karena perlindungan optimal dari penyakit yang dapat dicegah masih belum merata. Selain itu, kesehatan jiwa anak menjadi perhatian, mengingat tekanan era digital dan dampak pandemi meningkatkan risiko gangguan psikologis.
IDAI juga menyoroti meningkatnya penyakit tidak menular seperti obesitas, alergi, dan asma pada anak. Pencegahan melalui pola hidup sehat, aktivitas fisik rutin, dan pengaturan pola makan sejak dini menjadi bagian penting dari strategi kesehatan anak.
Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi
Selain aspek kesehatan fisik dan psikologis, IDAI menekankan perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi. Satgas Perlindungan Anak dan Satgas Remaja IDAI aktif dalam identifikasi, tata laksana, dan pelaporan kasus kekerasan terhadap anak.
Advokasi pencegahan kekerasan juga melibatkan pengawasan terhadap iklan produk berbahaya, seperti rokok dan makanan tinggi gula, garam, serta lemak. IDAI menekankan pentingnya regulasi dan kebijakan pro-anak agar lingkungan hidup anak lebih aman dan sehat.
Kolaborasi Orang Tua, Pemerintah, dan Masyarakat
IDAI menyerukan agar orang tua menjadi mitra terbaik bagi anak dalam memenuhi hak atas gizi, stimulasi, imunisasi, dan pengasuhan penuh kasih sayang. Anak perlu didengar dan dilibatkan dalam keputusan yang menyangkut kesehatannya agar tumbuh kembang optimal.
Selain itu, pemerintah diminta mendorong alokasi anggaran yang memadai untuk program kesehatan anak dan memperkuat sistem kesehatan nasional. Masyarakat juga diimbau menciptakan lingkungan aman, mencari informasi kesehatan yang akurat, dan menghentikan stigma terhadap anak dengan penyakit tertentu.
Menuju Generasi Emas Indonesia 2045
IDAI menegaskan bahwa kesehatan anak adalah tanggung jawab bersama bangsa. Setiap anak Indonesia berhak untuk sehat, tumbuh kembang optimal, dan terlindungi dari berbagai risiko yang membahayakan kesehatannya.
Hikari Ambara Sjakti, Sekretaris Umum IDAI, menambahkan bahwa sinergi dengan pemerintah dan arahan ASTA CITA akan mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Dengan kerja sama semua pihak, hak anak atas kesehatan dapat terjamin dan menjadi fondasi pembangunan masa depan bangsa.