cara mengelola uang THR

6 Cara Mengelola Uang THR yang Paling Efektif dan Aman

6 Cara Mengelola Uang THR yang Paling Efektif dan Aman
cara mengelola uang THR

Cara mengelola uang THR menjadi hal penting saat bulan puasa tiba, karena uang THR lebaran seringkali menjadi tumpuan bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan menjelang hari raya. 

Di balik pemberian THR, terdapat peraturan yang mengaturnya, termasuk cara perhitungan dan waktu pembagiannya.

Namun, yang tak kalah penting adalah pengelolaan uang THR itu sendiri. Begitu THR diterima, kamu perlu bijak dalam mengelolanya agar tak salah pakai. Berikut ulasan mengenai cara mengelola uang THR yang bisa kamu terapkan. 

Apa Itu THR?

Tunjangan Hari Raya (THR) menurut peraturan Kementerian Ketenagakerjaan adalah pendapatan non-upah yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh atau keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan. 

Hari Raya Keagamaan yang dimaksud meliputi:

  • Hari Raya Idul Fitri untuk pekerja/buruh yang beragama Islam,
  • Hari Raya Natal untuk pekerja/buruh yang beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan,
  • Hari Raya Nyepi untuk pekerja/buruh yang beragama Hindu,
  • Hari Raya Waisak untuk pekerja/buruh yang beragama Buddha, dan
  • Hari Raya Imlek untuk pekerja/buruh yang beragama Konghucu.

Secara sederhana, THR adalah pembayaran yang wajib dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan, di luar gaji pokok, yang termasuk dalam kategori pendapatan non-upah. 

Baik karyawan swasta maupun pegawai negeri sipil berhak menerima THR sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Kementerian Ketenagakerjaan.

THR diberikan dalam bentuk uang dengan nominal satu kali gaji bulanan bagi karyawan yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih. Untuk pekerja yang masa kerjanya kurang dari satu tahun, THR dihitung berdasarkan lamanya bekerja.

Batas waktu pemberian THR adalah maksimal 7 hari sebelum hari raya agar karyawan dapat menikmati dana tersebut bersama keluarga.

Perusahaan juga diperbolehkan memberikan THR dengan jumlah lebih besar dari ketentuan yang ada, bahkan ada perusahaan yang memberikan THR sebanyak dua atau tiga kali gaji berdasarkan masa kerja karyawan.

Ketentuan ini umumnya tercantum dalam Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB). 

Jika jumlah THR yang diberikan lebih rendah dari yang ditetapkan, perusahaan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan Permenaker Tahun 2016 No. 6.

Menurut peraturan yang sama, disebutkan bahwa kewajiban untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) terletak pada pihak pengusaha. Pengusaha yang dimaksud adalah:

  • Individu, kelompok, atau badan hukum yang memiliki dan menjalankan perusahaan miliknya;
  • Individu, kelompok, atau badan hukum yang mengelola perusahaan yang bukan miliknya;
  • Individu, kelompok, atau badan hukum yang bertindak mewakili perusahaan yang berlokasi di luar Indonesia.

Selanjutnya, mengenai perhitungan THR, Permenaker No.6 tahun 2016 Pasal 3 Ayat 1 menjelaskan:

“Besaran tunjangan hari raya ditentukan sebesar 1 bulan upah untuk pekerja dengan masa kerja 12 bulan penuh atau lebih, sedangkan bagi pekerja dengan masa kerja antara 1 hingga kurang dari 12 bulan, akan diberikan secara proporsional.”

Rumus perhitungan proporsional yang dimaksud adalah (masa kerja x 1 bulan upah) ÷ 12. Upah yang dimaksud dapat berupa gaji pokok, atau gabungan antara gaji pokok dan tunjangan tetap, sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk memberikan THR tepat waktu, yang harus diterima paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan yang dirayakan oleh karyawan.

Perusahaan harus memberikan tunjangan dalam bentuk uang yang menggunakan mata uang Rupiah, dan bukan dalam bentuk barang, seperti parsel atau benda berharga lainnya.

Cara Mengelola Uang THR

Hingga kini, masih banyak orang yang memiliki persepsi keliru mengenai Tunjangan Hari Raya (THR). Banyak yang menganggap bahwa menerima THR berarti mendapatkan gaji yang lebih besar dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Padahal, gaji dan THR adalah dua sumber pendapatan yang berbeda. Gaji atau upah kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan rutin sehari-hari, sementara THR umumnya dimanfaatkan untuk persiapan menjelang Lebaran.

Selain perbedaan penggunaan, gaji dan THR juga berbeda dalam hal pengelolaannya. Gaji bulanan biasanya dikelola dengan perencanaan yang matang, sedangkan uang THR sering kali tidak dikelola dengan baik, yang mengakibatkan dana tersebut cepat habis. 

Agar kamu tidak menyesal di kemudian hari, ada beberapa cara mengelola uang THR yang bisa diterapkan untuk menjaga agar dana tersebut tetap terkendali.

1. Prioritaskan Zakat Fitrah, Infak, dan Sedekah

Langkah pertama dalam mengelola uang THR adalah dengan memprioritaskan zakat fitrah, infak, dan sedekah. Sebaiknya, hindari menghabiskan uang hanya untuk kepentingan pribadi. 

Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Pahala yang didapatkan dari berbuat kebaikan di bulan penuh berkah ini akan dilipatgandakan.

Buka mata dan hatimu untuk melihat orang-orang di sekitarmu yang mungkin membutuhkan bantuan. Menyukuri rezeki yang diterima dapat dilakukan dengan berbagi kepada sesama.

Sedekah merupakan hal yang sangat dianjurkan, terutama bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, dengan zakat fitrah sebagai kewajiban utama. 

Zakat fitrah umumnya setara dengan 2,5 kilogram beras atau 3,5 liter beras, atau dapat digantikan dengan uang tunai yang nominalnya sekitar Rp40.000 hingga Rp50.000 per orang.

Selain zakat fitrah, kamu juga bisa menunaikan zakat harta (mal), yang besarnya 2,5% dari penghasilan tahunanmu, asalkan penghasilanmu sudah melebihi nisab, yaitu setara dengan 85 gram emas.

2. Gunakan untuk Membayar Utang dan Menyisihkan Dana Darurat

Langkah kedua dalam mengelola uang THR adalah mengalokasikan dana tersebut untuk menyelesaikan kewajiban finansial yang kamu miliki, seperti membayar utang atau cicilan. 

Menyelesaikan kewajiban terlebih dahulu dapat meringankan beban finansial yang ada.

Jika utangmu sudah lunas, kamu bisa menggunakan uang THR untuk menyisihkan dana darurat. 

Dana darurat sangat penting untuk menghadapi keadaan tak terduga yang mungkin terjadi di masa depan.

Menyisihkan sekitar 15% dari uang THR untuk membayar utang atau menyimpan dana darurat sudah cukup efektif. Dengan cara ini, kamu bisa lebih aman dalam mengelola keuangan di masa depan.

3. Belanja Keperluan Hari Raya dengan Bijak

Langkah pertama adalah memisahkan sebagian uang THR untuk memenuhi kewajiban zakat sesuai ketentuan. 

Selain itu, kamu juga mungkin memiliki tanggung jawab memberikan THR kepada asisten rumah tangga, sopir, office boy, dan orang-orang lain yang bekerja di sekitarmu. 

Setelah menyelesaikan kewajiban ini, kamu bisa mengalokasikan sekitar 50% dari total THR untuk keperluan hari raya, termasuk biaya mudik.

4. Rencanakan Anggaran Mudik dengan Teliti

Menjelang Lebaran, THR yang kamu terima bisa digunakan untuk biaya mudik, namun hal ini perlu dilakukan dengan perencanaan yang matang agar pengeluaran tidak melenceng.

Idealnya, THR lebih diperuntukkan untuk tabungan atau investasi. Oleh karena itu, alokasikan dana mudik hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting.

Contohnya, siapkan dana untuk keperluan perjalanan mudik, seperti biaya bahan bakar jika menggunakan kendaraan pribadi, atau biaya transportasi menuju stasiun kereta atau bandara jika menggunakan transportasi umum.

Mudik memang penting, tetapi jangan sampai pengeluaran untuk mudik membuatmu lupa akan kebutuhan setelah Lebaran. Jangan abaikan anggaran untuk kebutuhan setelah mudik agar tidak terjerat utang.

Lebih baik, sisihkan biaya untuk kebutuhan pasca-mudik, yang bisa diambil dari gaji bulanan. Pastikan dana ini disimpan dengan baik dan jangan sampai tergoda untuk menggunakannya sebelum waktunya.

5. Sisihkan Sebagian Uang THR untuk Menabung

Menabung merupakan salah satu cara bijak dalam mengelola uang THR. Kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menabung, terutama karena uang tambahan seperti THR bisa menjadi peluang untuk menyisihkan sebagian pendapatanmu yang biasanya habis untuk kebutuhan sehari-hari. 

Setidaknya, menyisihkan sekitar 10% dari total THR sudah cukup untuk memulai kebiasaan menabung.

Menabung sangat penting untuk masa depan, dan momen seperti ini adalah saat yang tepat untuk mulai melakukannya. Jika tidak sekarang, kapan lagi kamu akan menyisihkan uang untuk masa depanmu?

6. Alokasikan Uang THR untuk Investasi

Selain memikirkan kebutuhan hari ini, penting juga untuk memperhatikan masa depan. Menyisihkan sebagian uang THR untuk berinvestasi adalah langkah yang cerdas. 

Jika investasi yang kamu pilih berhasil, maka 10% uang THR yang kamu alokasikan bisa menjadi modal yang kecil namun sangat bernilai untuk masa depan yang lebih baik. Beberapa instrumen investasi yang bisa dipilih antara lain:

  • Saham: Sebagai bentuk kepemilikan dalam perusahaan, saham memungkinkan kamu mendapatkan keuntungan dari capital gain dan dividen.
  • Deposito: Mirip dengan menabung, namun kamu tidak bisa menarik dana hingga jatuh tempo. Selama itu, bank memberikan bunga sebagai imbal hasil.
  • Obligasi Negara: Dengan membeli obligasi, kamu memberikan utang kepada negara dan memperoleh keuntungan dari bunga yang diberikan.
  • Emas: Investasi ini relatif mudah dilakukan tanpa perlu analisis yang rumit. Kamu cukup membeli emas dan menyimpannya hingga harga naik.

Setelah mengetahui berbagai pilihan investasi ini, tentukan instrumen yang menurutmu paling tepat dan mulailah berinvestasi. 

Jika memilih reksa dana atau saham, pastikan untuk memilih emiten atau manajer investasi yang memiliki fundamental yang baik, yang bisa kamu analisis untuk membuat keputusan yang tepat.

Sebagai penutup, dengan memahami dan menerapkan cara mengelola uang THR yang bijak, kamu bisa memanfaatkan dana tersebut secara lebih maksimal untuk kebutuhan saat ini maupun masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index