manfaat literasi keuangan

15 Manfaat Literasi Keuangan serta Tingkatannya

15 Manfaat Literasi Keuangan serta Tingkatannya
manfaat literasi keuangan

Manfaat literasi keuangan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan pribadi. 

Menurut OJK, literasi keuangan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap serta perilaku dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan, yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan finansial.

Dengan memahami pentingnya literasi keuangan, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola keuangan pribadi, yang pada akhirnya mendukung tercapainya kesejahteraan finansial masyarakat. 

Berikut ini adalah beberapa poin terkait manfaat literasi keuangan yang perlu dipahami lebih lanjut.

Apa Itu Literasi Keuangan?

Literasi finansial merujuk pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan guna membuat keputusan yang tepat terkait keuangan (Wicaksono, 2015).

Secara lebih luas, literasi keuangan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk memperoleh, memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan dalam proses pengambilan keputusan, dengan pengetahuan tentang konsekuensi finansial yang ditimbulkan (Khrisna, 2010).

Menurut Lusardi & Mitchell (2007), literasi finansial adalah pengetahuan tentang keuangan dan kemampuan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai kesejahteraan hidup.

Mason & Wilson (2000) juga mengartikan literasi finansial sebagai kemampuan individu untuk memperoleh, memahami, dan mengevaluasi informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dengan pemahaman mengenai konsekuensi finansial yang ditimbulkan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sementara itu, keuangan berkaitan dengan urusan yang melibatkan uang. 

Oleh karena itu, literasi keuangan dapat dipahami sebagai kemampuan individu dalam mengelola informasi dan pengetahuan terkait keuangan untuk meningkatkan kecakapan hidup.

Tingkat Literasi Keuangan

Berdasarkan informasi dari OJK yang dikutip dari situs BCAlife, literasi keuangan terbagi dalam empat tingkatan:

1. Well Literate

Tingkatan tertinggi dalam literasi keuangan adalah well literate. Istilah ini merujuk pada individu yang sudah menguasai pengetahuan dan keterampilan terkait lembaga keuangan, produk, dan layanan finansial. 

Mereka memiliki pemahaman mendalam mengenai manfaat, risiko, serta fitur yang ada.

Sebagai contoh, generasi milenial yang telah berinvestasi, memiliki asuransi, atau menggunakan produk keuangan lainnya, serta memahami detail dari produk atau layanan tersebut untuk disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

2. Sufficient Literate

Tingkatan berikutnya adalah sufficient literate. Pada tingkat ini, individu umumnya memiliki pemahaman yang cukup tentang lembaga keuangan, produk, dan layanan yang ditawarkan, termasuk manfaat, risiko, dan fitur-fitur yang ada. 

Namun, mereka belum sepenuhnya terampil dalam menggunakan atau membeli produk dan layanan keuangan tersebut. 

Contohnya adalah calon konsumen asuransi, calon investor, atau pelaku UMKM yang memiliki pengetahuan dasar tentang produk atau layanan yang ingin mereka beli, tetapi masih mempertanyakan cara mendapatkan, mengelola, dan memanfaatkan layanan tersebut.

3. Less Literate

Kelompok less literate adalah mereka yang memiliki pemahaman terbatas tentang lembaga, produk, dan layanan keuangan. Mereka belum mengetahui secara mendalam manfaat, risiko, atau fitur terkait produk atau layanan keuangan tersebut. 

Pengetahuan mereka mungkin hanya mencakup informasi dasar yang umumnya diperoleh dari pendidikan formal, seperti di sekolah atau kampus.

4. Not Literate

Tingkatan terakhir adalah not literate, yang menunjukkan bahwa individu belum memiliki pengetahuan atau informasi mengenai lembaga, produk, atau layanan keuangan, serta belum memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan layanan keuangan. 

Contoh dari kelompok ini adalah masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau yang minim akses terhadap informasi terkait keuangan.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masing-masing mencapai 38,03% dan 76,19%. 

Angka ini menunjukkan pencapaian yang positif bagi Indonesia, karena telah melebihi target yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam Peraturan Presiden No. 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), yang menargetkan inklusi keuangan sebesar 75%, serta target literasi keuangan dalam Peraturan Presiden No. 50 tahun 2017 tentang Strategi Nasional Perlindungan Konsumen sebanyak 35%. 

Ada peningkatan yang signifikan dibandingkan survei sebelumnya pada tahun 2016, dengan pemahaman masyarakat tentang keuangan meningkat sebesar 8,33% dan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan naik sebesar 8,39%.

Survei ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan oleh OJK, melibatkan 12.773 responden dari 34 provinsi dan 67 kabupaten/kota, yang mencakup semua sektor jasa keuangan yang diawasi oleh OJK, termasuk perbankan, pasar modal, dan industri keuangan non-bank (IKNB) seperti perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pergadaian, serta lembaga jasa keuangan formal lainnya. 

SNLIK 2019 menggunakan indikator yang sama dengan survei sebelumnya pada tahun 2013 dan 2016. 

Tingkat literasi keuangan diukur melalui pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara tingkat inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan produk atau layanan keuangan dalam satu tahun terakhir.

Dilihat dari segi wilayah, tingkat literasi dan inklusi keuangan di wilayah perkotaan mencapai 41,41% dan 83,60%, sementara di pedesaan adalah 34,53% dan 68,49%. 

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman dan penggunaan produk atau layanan keuangan di pedesaan masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah perkotaan.

Lebih lanjut, hasil survei OJK juga menunjukkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, yaitu sebesar 39,94% dan 77,24% untuk laki-laki, dan 36,13% dan 75,15% untuk perempuan. 

Meskipun perempuan umumnya lebih sensitif dalam urusan keuangan dan memiliki tanggung jawab sebagai pengelola keuangan keluarga, literasi keuangan perempuan masih perlu ditingkatkan.

Dalam sektor keuangan, tingkat literasi keuangan tertinggi terdapat pada sektor perbankan (36,12%), diikuti oleh sektor perasuransian (19,40%). Sementara tingkat literasi keuangan terendah terdapat pada lembaga keuangan mikro (0,85%). 

Mayoritas pemahaman masyarakat Indonesia tentang sektor jasa keuangan masih terpusat pada sektor perbankan. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang sektor jasa keuangan seperti asuransi, pasar modal, dan lainnya?

Secara umum, sektor perbankan masih mendominasi penggunaan produk atau layanan keuangan dengan persentase mencapai 73,88%.

Hasil survei ini seharusnya menjadi refleksi bagi kita untuk menilai sejauh mana pemahaman kita tentang sektor jasa keuangan. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara literasi dan inklusi keuangan. 

Meskipun banyak yang memiliki akses dan produk keuangan, namun kurangnya pemahaman mengenai manfaat dan risiko mengakibatkan kerugian pada masyarakat. 

Oleh karena itu, tugas kita bersama, terutama generasi muda, adalah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kita serta memperluasnya kepada orang-orang di sekitar kita agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua dan dapat menjadi pendorong perekonomian Indonesia.

Manfaat Literasi Keuangan bagi Masyarakat

Menurut OJK, manfaat literasi keuangan memberikan berbagai keuntungan penting bagi masyarakat, di antaranya:

1. Kemampuan Memilih dan Memanfaatkan Produk Keuangan yang Tepat

Dengan literasi keuangan, seseorang dapat memilih produk dan layanan jasa keuangan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tujuan finansial mereka.

2. Meningkatkan Keterampilan Perencanaan Keuangan

Pemahaman yang baik tentang literasi keuangan membantu individu untuk merencanakan keuangan mereka dengan lebih matang dan terstruktur.

3. Tanggung Jawab dalam Pengambilan Keputusan Keuangan

Literasi keuangan mengajarkan pentingnya tanggung jawab dalam membuat keputusan finansial, sehingga seseorang lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi mereka.

4. Menghindari Investasi pada Instrumen Keuangan yang Kurang Jelas

Dengan literasi keuangan yang memadai, individu dapat menghindari investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas atau kurang dipahami, mengurangi risiko kerugian.

Menurut Opploans dan Investopedia, literasi finansial memberikan banyak manfaat yang berharga dalam pengelolaan keuangan pribadi seseorang.

5. Perencanaan Tabungan Masa Pensiun

Dengan literasi finansial, seseorang dapat merencanakan tabungan untuk masa pensiun dengan lebih matang, memastikan kesejahteraan finansial di masa depan.

6. Pembentukan dan Pemeliharaan Anggaran yang Seimbang

Kemampuan untuk membuat dan mempertahankan anggaran yang seimbang memungkinkan pengelolaan pengeluaran dan pemasukan secara lebih efisien.

7. Pendanaan Kepemilikan Rumah

Literasi finansial memudahkan dalam merencanakan pendanaan untuk membeli rumah, mendukung tujuan investasi jangka panjang.

8. Pengetahuan Asuransi yang Komprehensif

Pemahaman yang lebih mendalam tentang asuransi memungkinkan individu untuk memilih polis yang tepat sesuai dengan kebutuhan perlindungan mereka.

9. Pengawasan Pengeluaran yang Terkendali

Literasi finansial membantu dalam memantau pengeluaran agar tetap sesuai dengan anggaran dan rencana keuangan yang telah disusun.

10. Pengetahuan Investasi dan Pengelolaannya

Memahami investasi dengan baik memungkinkan seseorang untuk mengelola portofolio investasi secara cerdas dan berkelanjutan.

11. Tabungan yang Teratur untuk Kepemilikan Kendaraan

Literasi finansial memungkinkan seseorang untuk menyusun tabungan secara terencana guna memiliki kendaraan tanpa membebani keuangan.

12. Pengelolaan Dana untuk Pendidikan

Dengan literasi finansial, seseorang dapat mengelola dana pendidikan dengan bijak, memastikan masa depan pendidikan anak terjamin.

13. Manajemen Utang dan Pinjaman yang Stabil

Literasi finansial membantu dalam mengelola utang dan pinjaman dengan stabil, sehingga tidak mengganggu keseimbangan keuangan pribadi.

14. Penggunaan Layanan Kredit yang Bijaksana

Memahami cara menggunakan layanan kredit secara bijaksana membantu menghindari ketergantungan yang berlebihan pada utang.

15. Pembayaran Pajak atas Aset dan Penghasilan

Literasi finansial memungkinkan seseorang untuk memenuhi kewajiban pajak dengan tepat, menghindari masalah keuangan atau hukum terkait pajak aset dan penghasilan.

Mengapa Literasi Keuangan Penting?

Terdapat beberapa alasan mengapa literasi keuangan sangat penting:

Literasi keuangan menjadi langkah awal yang krusial dalam membentuk karakter seseorang dalam mengelola keuangan mereka. 

Dengan memahami prinsip-prinsip dasar keuangan, individu dapat merencanakan pengeluaran, menabung secara teratur, dan mengelola investasi dengan bijak. 

Hal ini membangun fondasi kepribadian finansial yang kokoh, yang penting untuk menjaga keseimbangan keuangan di masa depan.

Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang mampu mengelola keuangan dengan lebih bijaksana. Mereka memahami cara mengalokasikan pendapatan, menyusun anggaran yang realistis, dan memprioritaskan pengeluaran. 

Ini meningkatkan kesadaran terhadap nilai dari setiap pengeluaran yang dilakukan, serta menghindari godaan pembelian yang tidak terencana.

Literasi keuangan juga membantu dalam mengenali dan menghindari penipuan keuangan. Dengan pemahaman yang baik, individu menjadi lebih waspada terhadap tawaran investasi yang tidak masuk akal atau skema keuangan yang meragukan. 

Ini melindungi keuangan mereka dari risiko kerugian akibat tindakan penipuan atau investasi yang salah.

Kemampuan literasi keuangan juga berperan penting dalam merancang strategi keuangan yang efektif untuk mencapai tujuan finansial. 

Dengan pemahaman yang mendalam tentang manajemen keuangan, individu dapat merencanakan investasi jangka panjang, mengelola dana darurat, dan mempersiapkan masa pensiun. Ini menjadi pondasi yang kuat untuk keberlangsungan keuangan di masa depan.

Literasi keuangan menjadi panduan yang konsisten dalam menjaga stabilitas keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik memerlukan pemahaman tentang risiko dan peluang finansial. 

Dengan pengetahuan yang kuat, individu dapat membuat keputusan yang tepat untuk menjaga stabilitas keuangan mereka, meminimalkan risiko yang tidak perlu, dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan jangka panjang.

Penerapan Literasi Keuangan dalam Kehidupan Sehari-hari

Literasi keuangan telah membawa perubahan signifikan dalam pola kehidupan sehari-hari masyarakat. Beberapa contoh penerapan literasi keuangan ini menjadi pilar utama dalam mengubah paradigma dan perilaku keuangan masyarakat Indonesia.

Pertama, ada peningkatan variasi produk tabungan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Dulu, pilihan tabungan sangat terbatas, namun dengan kemajuan literasi keuangan, berbagai jenis tabungan kini tersedia. 

Masyarakat yang sudah melek keuangan memiliki kesempatan untuk memilih produk tabungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam sektor keuangan semakin meningkat, terutama dengan adanya digitalisasi. Informasi mengenai keuangan kini mudah diakses melalui internet dan media sosial. 

Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan nasihat keuangan tidak hanya dari pihak berwenang, tetapi juga dari berbagai sumber, seperti konten yang dibagikan secara terbuka di platform media sosial.

Kesadaran untuk menabung sejak dini menjadi aspek penting dalam literasi keuangan. Upaya menanamkan kebiasaan menabung pada pelajar melalui pendidikan finansial menjadi contoh konkret. 

Ini membantu anak-anak memahami pentingnya menabung dan mengelola keuangan mereka, memberikan bekal yang kuat untuk masa depan mereka.

Selain itu, literasi keuangan membuka peluang investasi yang lebih terjangkau bagi semua kalangan. Pandangan bahwa investasi hanya untuk orang kaya telah berubah. 

Kini, banyak produk investasi dengan nominal awal yang terjangkau, bahkan dengan uang sebesar Rp10.000 saja, seseorang sudah bisa mulai berinvestasi. Program investasi yang aman menjadi opsi menarik bagi investor pemula.

Pengelolaan utang juga menjadi bagian penting dalam literasi keuangan yang baik. Literasi keuangan yang matang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pinjaman secara cerdas dan produktif. 

Pada kondisi tertentu, meminjam uang untuk mengembangkan bisnis atau kebutuhan produktif lainnya bisa menjadi langkah yang tepat.

Selain itu, literasi keuangan kini telah menjadi bagian dari gaya hidup dengan kemunculan produk keuangan digital seperti e-money, layanan pinjaman online, dan pay later. 

Pandemi Covid-19 yang tidak terduga telah mendorong percepatan literasi keuangan digital di masyarakat. Masyarakat mulai sadar akan pentingnya transaksi nontunai yang memudahkan akses keuangan.

Sementara itu, kesadaran akan keuangan syariah juga mulai meningkat, meskipun persentasenya masih terbilang kecil. Masyarakat Muslim kini lebih selektif dalam memilih lembaga keuangan berbasis syariah sebagai salah satu bentuk literasi keuangan.

Inilah beberapa contoh penting literasi keuangan yang telah membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mengubah paradigma keuangan dari sekadar menyimpan uang di bank hingga mempertimbangkan opsi investasi dan pengelolaan utang secara bijaksana. 

Semua ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih cerdas dan bertanggung jawab.

Tujuan Jangka Panjang Literasi Keuangan

Dalam dunia keuangan, selain adanya financial goals, terdapat juga tujuan jangka panjang dari literasi keuangan. Dampak jangka panjang yang signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat tercermin dalam literasi keuangan. Beberapa tujuan utama ini antara lain:

1. Investasi Jangka Panjang untuk Kestabilan Keuangan

Literasi keuangan memberikan wawasan mendalam mengenai investasi jangka panjang. Ini menjadi strategi yang sangat berguna dalam pengelolaan keuangan pribadi yang lebih baik serta untuk menjaga kestabilan keuangan dalam waktu yang panjang. 

Dengan pemahaman yang baik tentang investasi jangka panjang, masyarakat dapat merencanakan masa depan keuangan mereka dengan lebih terstruktur dan terencana.

2. Peningkatan Penggunaan Produk dan Layanan Keuangan

Salah satu tujuan utama literasi keuangan adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan berbagai produk dan layanan keuangan yang ada. 

Ini mencakup peningkatan jumlah orang yang memiliki rekening bank, menggunakan asuransi, berinvestasi, serta pemahaman yang lebih baik tentang berbagai pilihan pinjaman.

Dengan memperluas akses terhadap produk dan layanan keuangan, literasi keuangan berperan penting dalam memperkuat stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Sebagai penutup, manfaat literasi keuangan memberikan pondasi yang kokoh bagi individu untuk mengelola keuangan dengan bijak dan mencapai kestabilan finansial jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index